"Waktu itu aku sangat mengantuk karena nggak tidur semalaman. Juga di dalam angkot suara musik sangat keras. Waktu terdengar keributan, aku dengar samar-samar, aku kira suara yang datang dari luar," akui Aida saat ditemui di Polres Depok, Jawa Barat, Kamis (29/12/20110.
Aida mengatakan, Aida yang berperawakan kurus ini mengaku ia memang sempat hendak menoleh ke belakang kabin angkot karena mendengar suara samar-samar dari belakang. Namun sang sopir, MDS menegur Aida untuk tidak melihat ke kabin belakang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat terbangun, lanjut Aida, ia sudah berada di suatu tempat yang ia tidak tahu. Saat itu waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB. "Aku tidak tahu ada di mana karena aku tak tahu daerah itu. Aku ini anak rumahan yang jarang keluar rumah," ujarnya.
Menurut Aida, ia tak menyangka kalau pacarnya Riko tega memperkosa Ros. Aida pun kini membenci Riko. Selama 2 bulan berpacaran, Riko sangat baik dan perhatian.
"Dia rajin antar jemput aku ke kampus. Dia baik. Penampilan biasa-biasa saja," ucap wanita berambut sebahu dan berhidung mancung ini.
Selama ditahan di Polres Depok, Aida tak pernah lagi bertemu Riko. Selain membenci Riko, polisi juga tak memperbolehkan Aida bertemu dengan otak pemerkosa Ros itu. Aida dua kali dikunjungi oleh Ayahnya di tahanan.
"Papa sudah larang aku dekat dengan YBR. Tapi aku nggak nurut. Aku benci dia (Riko)," ungkapnya.
Aida menceritakan Ayahnya tak sedikit pun menunjukkan amarahnya. Ayahnya justru memberikan nasihat agar ia bersabar dalam menghadapi kasus ini.
"Papa mengatakan supaya saya banyak bersabar dan berdoa semoga masalah ini cepat selesai," imbuhnya.
Akibat kasus ini, Aida mengaku pasrah jika dirinya dipecat dari kampusnya. Aida yang tercatat sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komputer ini mengaku stres dilibatkan dalam kasus pemerkosaan Ros. Aida menyerahkan semua keputusan kepada pihak rektorat kampusnya.
"Aku tidak bisa menjawabnya. Terserah kepada dosen apakah masih diterima atau dikeluarkan," tandasnya.
(gus/anw)