Polisi dalam mengungkap misteri tersebut bekerjasama dengan ahli kedokteran forensik. Salah satunya yang diteliti adalah serangga yang hidup dalam daging mayat tersebut. Dalam bidang kedokteran ilmu ini dikenal dengan forensik entomologi.
"Menurut ahli biologi forensik internasional terkenal, Mark Benecke (Jerman), studi tentang serangga yang berada di mayat mulai dilakukan oleh Sung Tz'u," tulis guinnessworldrecords.com, seperti diikutip detikcom, Rabu, (21/12/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lantas Sung Tz'u menyuruh meletakan arit tersebut di tanah," bebernya.
Nah, tidak berapa lama datanglah segerombolan lalat yang mengerubuti salah satu arit diantara puluhan arit yang lain. "Inilah awal mula lahirnya ilmu entomologi forensik," jelasnya.
Meski telah berumur ratusan tahun tetapi ilmu ini baru 40 tahun terakhir diterima sebagai pembuktian dalam dunia pidana. Menurut wikipedia.org, kelompok-kelompok serangga yang banyak digunakan untuk mengidentifikasi umur mayat berasal dari ordo Diptera, Coleoptera, Hymenoptera (terutama semut), dan beberapa Lepidoptera. Serangga-serangga tersebut diklaim dapat menentukan waktu kematian mayat dengan sangat pas, bahkan melebihi teknik lain.
"Namun kelemahannya, serangga tergantung dengan hawa, suhu dan cuaca," tulis wikipedia.
(asp/her)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini