Di Bawah Kemewahan Jakarta, Pemulung Itu Mengais Nasi

Di Bawah Kemewahan Jakarta, Pemulung Itu Mengais Nasi

- detikNews
Selasa, 20 Des 2011 08:16 WIB
Jakarta - Waktu beranjak petang. Puluhan eksekutif muda lalu lalang berkejaran dengan waktu. Di sebuah ujung jalan, 2 pemulung yang tidak lulus SMP duduk tertegun.

"Istirahat dulu. Sudah muter seharian," kata Koko (14) saat berbincang dengan detikcom, Senin, (19/12/2011).

Koko dan temannya, Rio (13) melepas lelah di bayangan gedung bertingkat untuk menghindari terik matahari. Dia duduk terpekur di petigaan Jalan Jenderal Sudirman menuju arah Sudirman Central Business Distric (SCBD). Tidak jauh dari layar lebar yang menampilkan berbagai iklan kelas premium tersebut. Mereka menghela napas panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum makan dari pagi. Biasanya sore baru makan, setelah menjual hasil mulung ke pengepul di Tanah Abang," cerita Koko.

Mereka berdua setiap pagi berangkat dari Bogor menggunakan KRL di atap kereta. Setelah sampai di Manggarai, keduanya saling memburu barang bekas yang bisa mereka pulung sepanjang Manggarai- Setiabudi-Tanah Abang. "Ibu saya juga mulung di Bogor. Kalau ayah sudah tidak tahu dimana," kisah Koko.

Dalam sehari, mereka bisa menjual hasil pulunganya antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu. Barang bekas yang mereka cari adalah botol plastik atau kertas bekas. Jika sedang beruntung, kadang bisa mengantongi Rp 50 ribu. "Cuma lulus SD. SMP tidak selesai, tidak punya uang," jawab keduanya yang mengenakan pakaian lusuh dan compang-camping di sana-sini.

Waktu terus beranjak, dan mereka masih menghela napas mencari sisa tenaga untuk meneruskan pekerjannya. Tiba-tiba salah seorang pekerja menghampiri mereka. "Kamu sudah makan belum," tanya seorang karyawan, Ubaidillah (35) yang dibalas dengan gelengan kepala. Mendapati gelengan kepala tersebut, Ubaidillah buru-buru merogoh koceknya dan mengulurkan sejumah uang.

Seperti dilansir Asian Development Bank (ADB), angka pertambahan orang miskin di Indonesia, dalam 3 tahun terakhir, melonjak tajam. Berdasarkan data tersebut orang miskin di Indonesia bertambah 2,7 juta orang.

"Kalkulasi terbaru, menunjukan penduduk miskin meningkat 2,7 juta orang pada tiga tahun terakhir," kata Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa, Setyo Budiantoro beberap waktu lalu.

Angka kemiskinan Indonesia, menurutnya, paling tinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. "Dan lebih memalukan lagi, pertambahan kemiskinan ekstrem ini adalah satu-satunya pengecualian di Asia Tenggara. Jangan dibandingkan dengan Thailand atau Malaysia, Indonesia bahkan tertinggal dari Kamboja dan Laos dalam mengurangi kemiskinan," terangnya.


(asp/rdf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads