Tahun 2004, Kebakaran Lahan di Riau 1.008,51 Hektar
Selasa, 20 Jul 2004 18:10 WIB
Pekanbaru - Luas kebakaran hutan dan lahan sejak Januari hingga Juni 2004 diperkirakan telah menghanguskan lahan seluas 1.0008,51 hektar. Lahan yang terbakar itu dikelola sejumlah perusahaan perkebunan, Hutan Tanaman Industri (HTI) dan HPH.Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah (Bapedalda) Provinsi Riau Khairul Zainal mengungkapkan hal itu kepada detikcom, Selasa (20/07/2004) di ruang kerjanya Jl Thamrin, Pekanbaru.Menurut dia, kawasan hutan dan lahan yang terbakar itu menyebar di sejumlah kabupaten di Riau. Antara lain, Kabupaten Siak seluas 727,5 hektar, Kota Dumai seluas empat hektar, 152 hektar lainnya di Kabupaten Bengkalis, di Indragiri Hilir seluas 40,26 hektar, Rokan Hilir seluas 80,75 hektar, dan di Kota Pekanbaru seluas 24 hektar."Sedangkan jumlah titik api yang ditemukan berdasarkan satelit ASMC Singapura sebanyak 2.810 titik api. Titik api itu sebagian besar muncul pada bulan Februari sebanyak 925 titik api, kemudian pada Juni dengan 886 titik api, serta Mei sebanyak 512 titik api," katanya.Dijelaskan Khairul, dari hasil pantuan pihaknya, titik api itu berda di sejumlah perusahaan antara lain, Badan Usaha Milik Negara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, PT Arara Abadi dan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Selain itu, titik-titik api itu ditemukan juga di PT Adei Crumb Rubber, PT Surya Dumai, PT Pulau Sambu II, serta PT Guntung Hasrat Makmur. Perusahaan itu tersebar di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Riau.Bapedalda Riau juga telah mengusulkan tentang rekomendasi pencabutan izin usaha bagi seluruh perusahaan yang terbukti telah merusak lingkungan secara sengaja. Rekomendasi itu sendiri dimasukan dalam tuntutan hukum terhadap perusahaan pembakar lahan dan hutan yang akan mereka ajukan ke pengadilan."Untuk kasus kebakaran lahan tahun 2004 ini, kita masih dalam proses penyelidikan. Bila semua bukti-bukti telah lengkap, kita juga akan menyeret perusahan itu ke pengadilan," kata Khairul.Di tempat yang sama penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Tim Satu Atap dari Kementerian Lingkungan Hidup Zainal Abidin menegaskan kawasan yang terbakar selama tahun 2004 lebih luas dibanding dengan laporan yang telah diketahui. Hal itu disebabkan oleh keterbatasan daya deteksi yang dimiliki oleh satelit ASMC, yakni hanya mampu mendeteksi titik-titik api yang mencakup lahan seluas 400 hektar ke atas."Satelit ASMC tidak dapat mendeteksi lahan yang terbakar di bawah 400 hektar. Dengan demikian, kita perkirakan lahan terbakar tahun ini lebih luas dari laporan satelit itu sendiri," kata Zainal.
(asy/)