Senin (12/12/2011) kemarin, seakan menjadi hari tersibuk Adang Daradjatun. Dia menggelar jumpa pers di kediamannya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, terkait penangkapan dan kasus yang mendera istrinya: tuduhan kasus suap dalam pemilihan Miranda Goeltom sebagai deputi gubernur senior (DGS) Bank Indonesia.
Adang yang tampil dengan rambut rapi dan klimis itu, memperlihatkan foto bareng antara istrinya dan Miranda. Tujuan yang dia maksudkan adalah membuktikan bahwa ada kedekatan hubungan antara Nunun dan Miranda. Selain itu, dia juga memperdengarkan sebuah rekaman percakapan antara dirinya dengan penyidik KPK yang dilakukan pada Desember 2010.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, Adang menyampaikan bila KPK ingin menjadikan Miranda Goeltom sebagai orang yang terlibat dalam kasus ini, seharusnya sudah bisa melakukan aksi dengan bukti rekaman itu dari dulu. Dalam rekaman itu pula, Adang juga menyinggung peran 'partai merah' dalam kasus ini.
Selama jumpa pers, Adang tampak bersahaja. Tak ada rona kesedihan yang dia perlihatkan kepada wartawan yang memadati ruangan di rumahnya yang asri itu. Juga tak ada emosi Adang yang meledak-ledak dalam merespons penangkapan Nunun dan dimasukkannya Nunun ke ruang tahanan yang sempit dan pengap itu. Yang terjadi, Adang sering kali tersenyum saat menyampaikan 'pembelaan' terhadang sang istri.
Mengapa Adang selalu tersenyum? Seorang karib Adang di kepolisian kepada detikcom menceritakan dari dulu Adang memang seperti itu: murah senyum dan tenang dalam berbicara, tidak meledak-ledak.
Meski begitu, mimik Adang yang tampak 'biasa' ini membuat wartawan mencoba menanyakan isu yang sempat mencuat beberapa waktu lalu. Benarkah Adang sudah punya istri baru? Dengan sedikit bercanda, wartawan menanyakan, "Pak, katanya punya istri lagi ya, tinggal di Bekasi?".
Ini pertanyaan gosip. Dan tentu saja, meski digoda dengan pertanyaan itu, Adang tetap saja tenang. Jelas, dia membantah isu yang tak jelas itu. "Saya rasa ini tidak etis kalau dibawa-bawa ke forum ini. Yang jelas, saya hanya punya satu istri dan empat anak," kata anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. Dengan bantahan ini, gosip itu pun tak berlanjut.
Setelah jumpa pers, Adang kembali sibuk, berturut-turut tampil di televisi. Lebih dari tiga kali sesi hingga sore hari. Adang juga masih selalu tersenyum meladeni berbagai pertanyaan yang disampaikan sang presenter TV terkait Nunun. Adang menjawab secara santai dan sederhana saja membela sang istri.
Terkait diinapkannya Nunun di Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur, Adang juga menjawab tak bertele-tele. "Sejak Inspektur I, saya sudah terbiasa hidup di asrama yang serba terbatas. Jadi, saya kira ibu juga tidak akan masalah di sana," kata Adang.
Celetukan-celetukan spontan Adang juga memperlihatkan dirinya santai. "Masih ada dong," kata Adang saat ditanya presenter apakah Adang masih tetap terhubung melalui pesawat telepon.
Dia juga menegaskan tak terbiasa dengan kompromi-kompromi dalam kasus hukum. "Bila Anda tanya ke teman-teman saya di Polri, tentu mereka akan tahu saya seperti apa. Saya bukan orang seperti itu," ujar Adang saat ditanya apakah dirinya akan mencoba melakukan kompromi dalam kasus ini.
Tapi, bisakah Nunun hidup di penjara? Hanya dua malam dia tidur di rutan Pondok Bambu. Senin sore sebelum diperiksa penyidik KPK untuk masuk ke inti materi kasus, Nunun tiba-tiba histeris dan nyaris pingsan. Dia pun dilarikan ke RS MMC. Setelah mendapat perawatan pertama, Nunun kemudian dirujuk ke RS Polri. Hingga pagi ini, Selasa (13/12/2011), Nunun masih terbaring di RS Polri dengan penjagaan polisi.
(asy/her)