Hal itu ditegaskan oleh Direktur Sekolah Vokasi UGM, Dr Muhammad Arrofiq kepada wartawan di Kampus UGM di Yogyakarta, Selasa (6/12/2011) saat menanggapi tuntutan aksi mahasiswa D III.
"Ekstensi itu atau program alih jalur itu bukan ranah pengembangan dari Sekolah Vokasi UGM. Di Sekolah Vokasi tidak mengenal program itu," kata Arrofiq.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mahasiswa yang kuliah di sekolah vokasi itu skillnya lebih baik dan benar-benar siap masuk lapangan kerja," kata.
Hal senada juga dikatakan staf pengajar Skolah Vokasi UGM, Dr Wikan Sakarinto bahwa di sekolah vokasi tidak mengenal program alih jalur. Dia juga tidak mau membandingkan antara program diploma dengan ekstensi. Sebab antara keduanya adalah domain dan tujuan yang berbeda.
"Sekolah vokasi dengan program diploma itu kebih banyak ke skill. Sedang program S1 lebih analisa," tegas Wikan.
Menurut dia, sekokah Vokasi yang baru berdiri sejak tahun 2008 itu sedang mempersiapkan pengembangan studi lanjut ke jenjang Diploma (D) IV di tahun depan. Saat ini Sekolah Vokasi mengelola sekitar 23 program studi yang sebelumnya dikelola masing-masing fakultas.
"Lulusan diploma UGM itu banyak yang diminati pasar. Terbukti beberapa perusahaan ada yang datang langsung ke UGM untuk mengambil lulusan sekolah vokasi," katanya.
Sementara itu, Kepala Humas dan Keprotokolan UGM Suryo Baskoro mengatakan, lulusan Sekolah Vokasi yang ingin alih jalur bisa mengambil program S1 di luar UGM. Sebab UGM sudah tidak membuka lagi program ekstensi dan beberapa fakultas saat ini lebih fokus pada pengembangan S2 dan S3.
"Jadi kalau ada yang ingin melanjutkan ke S1 atau alih jalur bisa menempuh di perguruan tinggi swasta lainnya," pungkas Suryo Baskoro.
(bgs/anw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini