"Tidak luar biasa, selalu terjadi itu. Hujannya deras, terjadi luapan. Luapannya deras, ya terjadi banjir," kata Bibit saat ditanya wartawan seputar penyebab banjir di Pati, Jawa Tengah.
Hal ini disampaikan Bibit di sela-sela acara "Anugerah penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara" di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Selasa (6/12/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah diantisipasi kok masih banjir? Ya karena memang luapannya deras," ujar mantan Pangdam Jaya ini.
Bibit mengatakan normalisasi juga mencakup Bengawan Solo. Namun, kata dia, apabila turun hujan sangat deras dalam jangka waktu lama maka tetap akan terjadi luapan yang bisa mengakibatkan banjir di sepanjang daerah yang dilalui sungai besar tersebut yang rutin dilanda banjir.
"Yang berat (terdampak banjir) Tuban, Bojonegoro dan Gresik. Kalau di Sragen, Blora dan Solo mungkin tidak terlalu berat," paparnya.
Selain normalisasi sungai, lanjut Bibit, akan dilakukan upaya penghijauan kembali daerah-daerah yang gundul akibat penebangan liar.
"Maka ada program sa' uwong sa' uwit (satu orang menanam satu pohon) di Jateng. Menanam sekarang bukan berarti banjirnya selesai, 10 tahun lagi baru bisa," kata Bibit.
(lh/aan)