Pekanbaru - Gajah Sumatra (elephas maximus sumatranus) kian hari kian berkurang populasinya. Hal itu disebabkan hilangnya habitat alami gajah yang dipengaruhi tekanan populasi manusia, perkembangan teknologi, dan pertumbuhan ekonomi. Kondisi itu membuat gajah sumatra di Sumatra terancam.Hal itu ditegaskan Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Departeman Kehutanan RI, Widoso S, dalam workshop Strategi Pengelolaan Gajah Sumatra di Provinsi Riau dan Sumatera Utara, Senin (19/7/2004) di Hotel Pangeran, Pekanbaru. Acara itu diselenggarakan oleh World Wildlife Fund (WWF) Indonesia cabang Riau bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumer Daya Alam (BKSDA) Riau.Menurut Widodo S, gajah sumatra saat ini keberadaannya sangat terancam di sejumlah daerah penyebarannya. Diperkirakan populasinya hanya tersisa antara 200- hingga 2.600 individu tersebar di 52 lokasi pada areal konervasi, taman nasional dan hutan lindung di Sumatra. Ke-52 lokasi penyebaran gajah itu masing-masing berada di Aceh dengan 6 lokasi, Riau terdapat 18 lokasi, Jambi 3 lokasi, Bengkulu 6 lokasi, Sumatra Selatan dan Lampung masing-masing 16 lokasi."Kita juga masih menemukan populasi gajah di lokasi hutan yang bukan dilindungi, seperti di kawasan hutan produksi. Lambat atau cepat kawasan hutan produksi itu akan dirambah menjadi perkebunan, pemukiman, pertanian, yang mengancam kepunahan gajah," kata Widodo.Dijelaskan, perburuan gajah di Sumatra hingga kini masih terus terjadi karena binatang itu dianggap sebagai hama serta tingginya minat pembelian gadingnya. Saat ini populasi terbesar gajah berada di Sumatra Utara dan Riau dengan jumlah 600 hingga 800 ekor. Gajah di Sumatra tercatat sebanyak 17 populasi yang diketahui berada di kawasan konservasi dan taman nasional. Sebanyak 65 persen areal konservasi itu berada di daerah berbukit dan bergunung yang tidak layak untuk habitat gajah.Sedangkan 27 populasi gajah masih tersebar secara acak di kantong-kantong arel non-konversi terutama di areal hutan produksi. "Hal itu mengakibatkan sering terjadi konflik manusia dengan gajah," katanya.Untuk menjaga kelestarian binatang yang dilindungi itu, menurut Widodo, pihaknya memprioritaskan pengamanan dan perlindungan populasi gajah liar yang masih berada d habitat alamnya. Karena itu, pihaknya membentuk tim anti perburuan dan pengamanan gajah yang juga bekerja sama dengan pihak kepolisian. "Paling utama tentulah merenanakan kawasan konservasi gajah di Sumatra," katanya.Pada kesempatan yang sama, Kepala BKSDA Riau, Jhon Kenedi mengungkapkan, pada tahun 1985 luas Provinsi Riau sekitar 9,4 juta hektar. Hal itu terdiri dari luas kawasan hutan 4,6 juta hektar dan kawasan konservasi 514.880 hektar, pada saat itu terdapat populasi gajah 1.067 hingga 1.617 ekor tersebar di sebelas kantong."Namun dari tahun ke tahun, populasi gajah terus berkurang. Pada tahun 1999, populasinya sekitar 709 ekor. Dari tahun 2003 hingga sekarang, populasi gajah di Riau hanya 356 hingga 436 ekor tersebar pada 15 kantong habitan gajah," katanya.
(nrl/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini