"Saya tidak akan memilih di sekolah sini lagi karena ini juga tidak akan kondusif. Kejadian sepeti ini bukan pertama kali buat keluarga kita," kata ibunda Immi, Leoni, saat ditemui di SD Don Bosco 2, Pulomas, Jakarta Timur, Jumat (2/12/2011).
Penolakan seperti ini bukan baru pertama kali dialami oleh keluarga Leoni. 2008 Lalu ketika ayah Immi, Fajar, memilih jujur dirinya menderita AIDS, Fajar kehilangan pekerjaan dan teman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Leoni bersyukur hingga kini dia dan ketiga anaknya tidak turut terpapar HIV/AIDS. Di keluarganya, pasangan suami istri itu menerapkan disiplin tinggi pada anak-anaknya. Mereka semua tidak boleh saling tukar menukar barang pribadi seperti sikat gigi.
"Dan kalau ada luka ditutup sendiri, termasuk ayahnya juga sangat peduli dengan kesehatannya. Dia memiliki kesadaran yang tinggi, kalau bibirnya lagi terkelupas, dia nggak mau dicium anaknya," tutur perempuan berkacamata itu.
Fajar, sang suami, optimistis ada sekolah lain yang mau menerima anaknya sebagai siswa. "Tadinya saya memilih sekolah ini karena dekat rumah, dan kita tahu kualitas pendidikan di sekolah ini cukup bagus," ujarnya.
Leoni menuturkan, dia dan suaminya melakukan pertemuan tertutup dengan pihak SD Don Bosco 2. Masih ada perbedaan soal makna diskriminatif. Sebab sekolah bersikukuh mengatakan penolakan itu sebagai tindakan preventif. Pihak sekolah tidak ingin sekolah menjadi pusat penyebaran virus HIV/AIDS.
"Tetapi anak saya kan tidak HIV positif, mereka tidak memberlakukan ini kepada Immi," sambung dia.
Keluarga Leoni mengultimatum pihak sekolah untuk menyampaikan maaf melalui media massa. Hal ini terpaksa ditempuh Leoni, jika tidak dia khawatir anak-anak lainnya akan mengalami hal yang sama.
"Kami tidak ingin kalau ada yang menderita penyakit lalu orang-orang tidak mau menerima," ucap Leoni lirih.
Sebelumnya diberitakan, Immi ditolak masuk sekolah karena ayahnya yang seorang penulis terinfeksi HIV. Immi tidak terinfeksi HIV seperti ayahnya, namun ia tetap menerima diskriminasi karena menjadi anak seorang HIV.
Immi yang baru saja diterima di SD Don Bosco Kelapa Gading, tiba-tiba saja ditolak dan penerimaannya dibatalkan hanya melalui pesan singkat (SMS). Pihak sekolah beralasan membatalkan keputusan menerima Immi karena beberapa calon orangtua siswa menolak keberadaan Immi.
(vit/nwk)