
"Sejak dioperasikan tahun 2001, struktur jembatan sudah mengalami pergeseran pada ujung atas tiang (pylon) jembatan. Kondisi itu diperparah kegagalan sistem sambungan kabel utama dengan kabel penggantung," ujar Mulyadi dalam pengantar rapatnya membahas soal runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara, bersama Pemerintah di Komisi V DPR Kamis (1/12).
Mulyadi mengatakan, mengutip dari pernyataan Hidajat, bahwa pylon jembatan bergeser karena blok angker juga tergeser dari tempatnya, yang menyebabkan gelagar jembatan melengkung ke bawah hingga 72 centimeter. Di mana Menurut data Dinas Pekerjaan Umum Kutai Kartanegara, pada tahun 2001 pergeseran jembatan 8-10 cm, kemudian terus melebar menjadi 15-18 cm pada 2006.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Mulyadi mengatakan, bahwa terkait kegagalan pada sistem sambungan kabel utama dengan kabel penggantung, hal ini banyak faktor penyebabnya, misalnya karena retakan pada sistem sambungan akibat korosi (karat).
Sementara itu dari Pihak Kementerian Pekerjaan Umum dalam hal ini Direktorat Bina Marga sebelumnya telah menyarankan ke Dinas PU Kutai Kartanegara tahun 2006 berupa empat butir rekomendasi untuk pemeliharaan. Isinya, pemasangan sambungan siar (expansion joint), pengisian pasir di angker, pengencangan baut klem, dan pembentukan gelagar (chamber). Namun belum semua dilaksanakan.
(nwk/nwk)