KBRI Harap Pelajar RI Tinggalkan Perguruan Dar al-Hadits Yaman

KBRI Harap Pelajar RI Tinggalkan Perguruan Dar al-Hadits Yaman

- detikNews
Rabu, 30 Nov 2011 16:07 WIB
Jakarta - Masih ada sekitar 100 pelajar RI yang berada di Perguruan Dar al-Hadits, Yaman. Untuk menghindari korban jiwa karena perguruan itu masih mendapat serangan dari kaum Syiah, para pelajar RI pun diminta untuk meninggalkan lokasi itu.

"Mereka ini dikepung sudah sebulan lebih. Kemungkinan yang di dalam agak kesulitan bahan makanan. Mudah-mudahan kelompok yang mengepung ini memberi akses untuk makanan dan obat-obatan," kata Dubes RI untuk Yaman, Nurul Aulia, kepada detikcom, Rabu (30/11/2011).

Selama ini kelompok Syiah itu belum pernah menyerang langsung ke bangunan perguruan. Serangan hanya dilakukan di luar bangunan, sehingga banyak mengenai para pelajar yang tengah piket patroli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin mereka (kalangan Syiah) tidak ingin ada orang asing. Kita sudah minta ke pelajar kita yang ada di sana untuk keluar perguruan tapi mungkin belum boleh sama syehnya. Kalau bisa lebih baik keluar saja, daripada ada korban lagi," lanjut Aulia.

Jika sudah keluar dari perguruan tersebut, imbuhnya, tentu keluarga di Tanah Air akan merasa lebih tenang. Sementara itu, pemerintah Yaman sendiri tidak bisa berbuat banyak atas penyerbuan kaum Syiah ke perguruan ini, karena pemerintah masih konsentrasi dengan unjuk rasa warga di Ibukota.

Menurut informasi yang diterima Aulia, jumlah pasukan Syiah yang mengepung Perguruan Dar al-Hadits jumlahnya 100 orang. Mereka membawa senjata ringan hingga berat. Di dalam perguruan itu, ada pelajar dari berbagai negara selain warga Yaman yang menjadi mayoritas.

"Kita tidak tahu ada tidaknya tembak menembak sebelumnya. Kita tahunya akibatnya. Akses ke sana memang susah, dan warga kita di sana juga susah dihubungi," sambung Aulia.

Dalam bentrokan yang terjadi sekitar 3-4 hari lalu di lokasi tersebut, 24 orang tewas. Sedangkan yang mengalami luka sekitar 16 orang.

"Katanya ada 1 orang Malaysia yang juga tewas dan dimakamkan di sana. Sedangkan menurut Kedubes AS, ada juga warganya di perguruan itu tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa," sambungnya.

Dia berharap segera ada pemerintahan baru di Yaman yang stabil sehingga ada dialog antarkelompok bertikai, sehingga masalah itu bisa teratasi. "Kita harapkan jangan sampai ada korban. Katanya di sana ada 6.000 santri dan ada keluarga dan anaknya, sehingga ada yang bilang sampai ada 12.000 orang di dalamnya," papar Aulia.

Menurut dia, dari Ibukota Sana'a menuju Perguruan Dar al-Hadits di Dammaj, Provinsi Saadah jaraknya sekitar 250 km. Jalan satu-satunya yang bisa ditempuh adalah perjalanan darat. Selain itu di sana ada puluhan pemeriksaan yang harus dilewati.

Sebelumnya, kantor berita Xinhua memberitakan ada serangan kelompok Syiah ke sekolah Dar al-Hadits yang dikelola oleh kaum Sunni. Sedikitnya 24 orang tewas saat terjadi baku tembak antar keduanya. Dua di antara korban diduga pelajar Indonesia.

"Tembakan yang menargetkan Sunni-pengelola sekolah Islam dan wilayah sekitarnya di Kota Damaj bagian utara Houthi yang dikuasai Saada, menewaskan 24 orang, termasuk 3 pelajar asing, 2 orang warga negara Indonesia dan 1 orang warga negara Amerika," kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.

Dar al-Hadits adalah sekolah yang muridnya banyak berasal Yaman dan banyak negara lainnya. Oleh pemberontak Syiah, sekolah ini dipandang sebagai ancaman lantaran mengisi wilayah utara.

Seorang guru sekolah Dar al-Hadits mengatakan, pihak pemberontak yang berasal dari suku Huthi meminta sekolah ditutup selama 2 minggu dan memblok pengiriman makanan untuk 10.000 orang.

Suku Huthi diduga telah memperkuat basisnya di Provinsi Yaman Utara dalam beberapa bulan terakhir menyusul maraknya pemberontakan rezim Anti-pemerintah.

(vit/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads