"Saya mau mengadukan nasib yang menimpa kami. Kami tidak diperlakukan adil, justru aparat terlalu refresif," terang Yoni kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/11/2011).
Kepada wartawan, Yoni pun memperlihatkan tangan kanannya yang terkena tembak. Sebuah jahitan tampak ketika perban yang menempel di tangannya dibuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yoni menjelaskan peristiwa penembakan kepada para buruh yang terjadi kemarin itu. Saat itu para buruh sedang melakukan demontransi menuntut kenaikan upah minimum dari Rp 1.180 ribu menjadi Rp 1.760 ribu di halaman kantor Walikota Batam.
Demontasi dilakukan sejak siang namun hingga pukul 17.00 WIB Walikota Batam Ahmad Dahlan tidak kunjung menemui para buruh. Sore menjelang, dan hujan pun turun di halaman kantor wali kota Batam.
"Saat itu kita berteduh di tribun yang disana juga ada aparat Brimob. Karena tribunnya sempit sempat terjadi dorong-dorongan antara buruh dengan Brimob, tapi tiba ada buruh yang pentung petugas. Lalu terjadi adu mulut sampai dorong-dorongan," terangnya.
Saat itu salah satu koordinator lapangan aksi Suprapto yang berusaha menenangkan massa dari atas mobil justru ditembak. Suprapto pun langsung roboh karena lehernya terkena hentakkan peluru karet. Selain itu, salah seorang buruh lainnya yaitu Aris juga tertembak di dada.
"Pas saya mau menolong Suprapto dan Aris, saya juga ditembak di tangan. Saat itu saya sedang melambaikan tangan. Mungkin polisi incar kepala saya, karena tangannya saat itu menutupi kepala saat melambaikan tangan," terangnya.
Selain ia, Suprapto dan Aris, koordinator lapangan lainnya yakni Gagan juga tertembak dalam peristiwa itu.
"Tuntutan kita jelas. Satu, naikkan upah buruh dari Rp 1.180 ribu menjadi Rp 1.760 ribu. Kami juga meminta wali kota Batam mundur karena dia tidak bisa memutus persoalan upah sehingga terjadi kerusuhan," terangnya.
Yoni yang tergabung dalam Komite Aksi Upah Layak (KAUL) ini juga meminta Kapolri mencopot Kapolda Kepulauan Riau dan Wakapolresta Barelang akibat tindakan refresif anak buahnya yang mengakibatkan 4 buruh tertembak dalam aksi kemarin.
"Dan sampai hari ini kawan-kawan masih berdemo di sana. Tadinya kawan yang tertembak mau ke sini tetapi belum memungkinkan," terangnya.
Yoni sendiri langsung ditemui oleh Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning. Selain Ribka, Rieke Dyah Pitaloka, Herlini Amron dan beberapa anggota Komisi IX lainnya juga ikut menemui Yoni.
(her/lrn)