Demikian pendapat anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS, Al Muzzammil Yusuf, dalam siaran pers yang diterima detikcom, Rabu (23/11/2011).
Al Muzzamil mengatakan, pesawat tempur baru memiliki teknologi dan tingkat keamanan lebih tinggi ketimbang pesawat bekas. Maka, dengan membeli pesawat baru, peluang kecelakaan pesawat TNI AU yang selama ini sering terjadi dapat diminimalisir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta lainnya, lanjut Al Muzzamil, dari 114 pesawat yang dimiliki TNI AU, terdapat 50 pesawat dalam kondisi rusak. Ia khawatir, 24 pesawat hibah dari AS itu memiliki peluang rusak yang cukup besar, sehingga kembali jatuh dan menelan korban jiwa.
"Ini harus diantisipasi sejak dini oleh Pemerintah. Jangan mengorbankan nyawa prajurit dan penerbang terbaik kita," ujar dia.
Pesawat yang rawan kecelakaan, lanjut Al Muzzamil, juga dapat menurunkan mental prajurit. Mereka harus 'berperang' melawan alutsista sebelum melawan musuh.
"Bagi saya, harga prajurit terbaik kita lebih mahal daripada alutsista, bukan sebaliknya," kata anggota DPR dari Dapil Lampung I, ini.
Kalaupun ada upgrading pesawat F16 bekas, biayanya tidak murah. Ongkos memperbarui pesawat bisa membengkak dari US$ 450 juta menjadi US$ 750 juta. Kesimpulannya, Al Muzzamil menyarankan kesepakatan hibah pesawat bekas itu dipertimbangkan kembali.
"Saya menyarankan kepada teman-teman di Komisi I agar mempertimbangkan kembali kesepakatan untuk menerima hibah 24 pesawat F-16 karena biaya upgrading membengkak dari perkiraan sebelumnya," tutupnya.
(ar/asy)