Mortir tersebut ditemukan oleh pekerja yang sedang melakukan penggalian untuk penelitian arkeologi di selokan kawasan Benteng Vredeburg. Zaman dulu Benteng Vredeburg sebagai markas militer Belanda itu di kelilingi parit sedalam 2 meter dengan lebar sekitar 3-4 meter.
Mortir ditemukan hari ini, Jumat (11/11/2011) sekitar pukul 08.30 WIB saat para pekerja melakukan penggalian. Saat melakukan penggalian, Nur (24) yang ikut proyek penggalian itu tidak sengaja menemukan benda itu. Pada kedalaman kuranglebih 1,5 meter, cangkulnya mengenai sebuah benda keras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bentuknya memang mortir tapi sudah berkarat," katanya.
Menurut dia, pimpinan proyek kemudian menghubungi kepolisian untuk mengamankan benda tersebut. Tidak berapa lama, Tim Gegana Polda DIY dipimpin Iptu Suripto mengamankan benda tersebut.
Tim Gegana memastikan mortir yang ditemukan adalah jenis bom pesawat terbang peninggalan zaman perang tahun 1940-an. Bom seperti yang ditemukan itu biasanya dijatuhkan dari pesawat terbang. Namun karena posisi jatuh tidak sempurna, bom tidak meledak.
Saat diperiksa petugas, bahan peledaknya masih bisa aktif, meski kondisi mekanik sudah tidak utuh atau rusak. Mekanik roket pendorong yang terbuat dari plastik saat dibakar petugas juga meleleh.
Bom tersebut saat ini masih diamankan oleh petugas Gegana Polda DIY bersama aparat Polresta Yogyakarta. Meski kondisinya tidak utuh badan bom, isi bahan peledaknya masih aktif. Petugas pun belum memutuskan apakah mortir tersebut akan diledakkan atau tidak. Sebab membutuhkan tempat yang luas dan jauh dari warga.
(bgs/vit)