Dasuki menceritakan, pihak Ragunan selalu memberi makan dan minuman yang bergizi pada 60 rusa tersebut.
"Lengkap makanannya. Rumput setiap pagi dan sore, belum camilannya seperti pisang dan buah-buahan lain," ungkap Dasuki, yang telah bekerja selama 37 tahun menjaga Monas ini saat ditemui detikcom di Monas, Jakarta, Jumat (11/11/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun semenjak setahun terakhir ini, lanjut Dasuki, perawatan rusa diserahkan kepada Suku Dinas Peternakan Pemprov DKI Jakarta.
Ia berpendapat perawatannya tidak selengkap dulu. "Sekarang rusa hanya didrop 2 karung rumput setiap hari. Kalau Sabtu-Minggu, mereka tidak makan karena tidak didrop. Itu pun hanya cukup memberi kenyang 10 persen dari rusa-rusa yang ada," keluh pria kelahiran 1951 ini.
Belum lagi bila ada rusa yang sakit dan mati. Menurut Dasuki, selama beberapa tahun terakhir ini ada sekitar tiga rusa yang mati. Belum diketahui penyebab rusa-rusa itu mati.
"Mereka (Sudin Peternakan) tidak tahu, hanya pekerja sini saja yang tahu. Yang nguburin rusa juga kita, kita berempat gotong rusa jantan yang besar," kata Dasuki sambil menunjuk sebuah tempat di dalam kandang.
"Kemarin rusa luka ya ditangani di sini saja. Belum jelas pertanggungjawaban di sini. Kacau balaulah," lanjut dia.
Seperti diketahui sudah tiga bulan pompa air di kandang rusa mati. Kolam air di dalamnya juga kering gersang. Para rusa pun terpaksa harus berpuasa air selama satu bulan lamanya.
Terlihat salah satu pekerja memberikan rumput yang diperolehnya. "Daripada dibuang rumputnya lebih baik saya kasih ke rusa biar sehat," ujar pekerja itu.
(feb/aan)