Gerakan Save UI Ungkap Lagi Pelanggaran oleh Rektor Gumilar

Gerakan Save UI Ungkap Lagi Pelanggaran oleh Rektor Gumilar

- detikNews
Selasa, 08 Nov 2011 12:53 WIB
Jakarta - Dosen UI yang tergabung dalam gerakan Save UI mengungkap lagi 'dosa-dosa' yang dilakukan Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri. Kali ini 'daftar hitam' Gumilar yakni tidak melaporkan secara lengkap perjalanan dinas ke luar negerinya saat diminta ICW.

"ICW meminta informasi dan dokumen terkait biaya perjalanan dinas ke luar negeri.

Tapi justru rektor UI malah mencantumkan jumlah kunjungan, bukan rincian biaya," ujar salah satu dosen UI Effendi Gazali dalam media gathering di Kampus UI, Salemba, Jakarta, Selasa (8/11/2011). Hadir juga dalam acara itu yakni salah satu pengajar UI Ade Armando dan Dekan FK UI Ratna Sitompul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut daftar pelanggaran yang dilakukan Gumilar seperti yang diutarakan Effendi:

1. Rektor membuat perjanjian dengan pihak luar yang bernilai Rp 2 miliar tanpa berkonsultasi dengan majelis wali amanah (MWA).

2. Rektor melanggar hukum dengan mengubah status senat akademik universitas (SAU) pada 5 Mei 2011, padahal seharusnya SAU selesai pada 17 Juli 2011.

3. Rektor UI bohong kala mengatakan gaji dosen inti penelitian itu dari Rp 19 juta-Rp 38 juta. Dosen inti pengajaran dari Rp 9 juta-Rp 35 juta.

"Gaji saya saja cuma Rp 3,6 juta," kata Effendi.

4. Pada September 2010, UI pernah membayar Majalah Eksekutif sebesar Rp 44 juta sebagai biaya penulisan wawancara utama 8 halaman tentang rektor dan cover depan berisi foto rektor.

5. ICW meminta informasi dan dokumen terkait biaya perjalanan dinas ke luar negeri tapi Rektor UI tidak memberikan jawaban yang jelas. Indikasi manipulasi informasi terhadap ICW ini disinyalir bertujuan menunjukkan rektor melakukan perjalanan luar negeri terbatas.

6. 30-60 Persen mahasiswa diterima melalui jalur undangan tanpa melibatkan para dekan sejak awal. Proses ini dinilai tidak transparan.

"Kalau kejadian akan seperti ini, pada Desember ini, saya terpaksa akan mengundurkan diri dari UI," ujar Effendi.

Sementara itu, dosen komunikasi UI Ade Armando mengaku terpaksa menggelontorkan 'pelanggaran-pelanggaran' Gumilar dengan maksud untuk menyelamatkan UI. Sebab Ade mengatakan, pihaknya tidak pernah ditanggapi oleh Gumilar.

"Kalau mau silakan buka-bukaan di media seperti ini. Kita undang rektor di dalam sebuah forum," kata Ade.

Sementara itu menanggapi ancaman Effendi untuk keluar dari UI, Ade meminta Effendi untuk menahan diri.

"Janganlah, kita kan sudah bersama-sama. Kalau dia mengundurkan diri mau jadi apa UI ini," demikian Ade.

(nik/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads