"Kita upayakan sendiri," ujar anggota P2Komodo Widia Djatiningrum kepada detikcom, Kamis (3/11/2011). Hal itu disampaikan dia saat ditanya dari mana dana untuk menggalang dukungan pemenangan Pulau Komodo.
Operator seluler sudah membantu upaya pemenangan Pulau Komodo dengan memasang tarif Rp 0 atau Rp 1 untuk setiap SMS vote. Biaya yang sangat rendah dan bahkan gratis ini merupakan bagian dari bagian corporate social responsibility (CSR) operator seluler itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu kita back up mereka. Sekarang kita berutang pada content provider. Mereka sudah kepalang mau terlibat dalam hal ini jadi nggak bisa mundur," imbuh Widia tanpa menyebut berapa utang yang mereka tanggung dari CP.
CP yang ditunjuk P2Komodo adalah Mobilink. CP yang ditunjuk ini merupakan CP yang paling baik, jujur dan paling terpercaya mengamankan semua data yang disetor ke New7Wonders. Ada perjanjian dan kontrak antara P2Komodo dengan CP yang bersangkutan.
Anggota P2Komodo lainnya, Susi Aliani Sulaiman, menegaskan biaya SMS vote Pulau Komodo RP 0 atau Rp 1. Jika ada pengirim SMS ternyata pulsanya masih terpotong Rp 1.000, dia mempersilakan mengadu ke Jusuf Kalla selaku Duta Komodo.
"Siapa pun yang mengirim SMS ini tentu sadar penuh. Kalau mau memilih ya memilih. Tentu kalau mau kirim harus sesuai dengan peraturannya, yakni dengan mengetik Komodo dan mengirimkannya ke 9818," tutur Susi.
CP tidak bertanggung jawab jika pengirim tidak mengirimkan SMS sesuai prosedur. "Misalnya kalau yang diketik bukan komodo, melainkan komedo atau yang lain lalu terpotong Rp 1.000 tentu itu karena yang mengirim tidak cermat," sambung Susi.
Dukungan pada pemenangan Pulau Komodo ini, sambungnya, merupakan upaya untuk mendapatkan kebanggaan. Sebab jika masuk dalam daftar keajaiban dunia tentu Pulau Komodo akan lebih banyak dikunjungi wisatawan sehingga akan mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.
"Apa yang terjadi belakangan ini saya kira adalah black campaign. Siapa yang berkepentingan kalau Indonesia mundur atau gagal? Tentu kompetitor kita. Sekarang begini saja, kalau mau ikut mendukung ya dukunglah. Kalau tidak mau jangan memperkeruh," papar pakar hukum ini.
(vit/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini