Demikian disampaikan Bird Conservation Officer dari LSM Burung Indonesia, Dwi Mulyawati dalam rilis kepada detikcom, Kamis (3/11/2011). Hal ini terkait peringatan Hari Cinta dan Puspa Satwa Nasional (HCPSN) pada 5 November mendatang.
Menurut Dwi, tersingkirnya dua burung langka itu diakibatkan padatnya penduduk perkotaan, banjir, polusi udara, hingga berkurangnya ruang terbuka hijau tinggal 9,8 persen dari total wilayah Jakarta. Padahal burung membutuhkan pepohonan sebagai tempat mencari makan dan bersarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dwi, Elang Bondol adalah maskot DKI Jakarta yang ditetapkan melalui Keputusan Gubernur No 1796/1989. Burung ini pindah karena makanan favoritnya berupa ikan yang berada di perairan bersih sudah tidak tersedia lagi di Jakarta.
"Begitu pula keberadaan sungai, kanal, atau danau yang belum tercemar dan ketersediaan pakan seperti ikan dan udang yang berlimpah, tidak ada lagi," kata dia.
Walaupun termasuk satwa dilindungi berdasarkan PP No 7/1999, Elang Bondol senantiasa diburu dan diperdagangkan secara ilegal. Burung yang dianggap mewakili karakter masyarakat Jakarta yang dinamis ini harus bertahan di pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu terutama di Pulau Kotok dan Pulau Pramuka.
"Begitu juga bubut jawa (Centropus nigrorufus) yang nasibnya ikut terancam," lanjut Dwi.
Burung yang termasuk suku Cuculidae ini merupakan penghuni ekosistem bakau yang terancam punah dengan kategori Rentan (Vulnerable/VU). "Jenis ini semakin sulit ditemui, walaupun beberapa individu masih bisa dijumpai di kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke," kata Dwi.
Berdasarkan data BirdLife International 2011, populasi Bubut Jawa diperkirakan berkisar antara 2.500-10.000 ekor (individu dewasa). Secara keseluruhan, Bubut Jawa mengalami penurunan populasi akibat penangkapan untuk perdagangan. Suaka margasatwa Muara Angke yang menjadi habitat burung ini juga terancam polusi air, rendahnya regenerasi hutan bakau, serta tekanan pembangunan di sekitar kawasan.
"Birdlife Internasional telah memasukkan Suaka Margasatwa Muara Angke sebagai salah satu daerah penting bagi burung di Pulau Jawa. Tata guna lahan yang tepat dan penertiban pembangunan sesuai peruntukan lahan harus dilakukan, sebelum ancaman bencana ekologis di wilayah perkotaan semakin nyata," harap Dwi.
(cha/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini