Dalam catatan Al Jazeera, Khadafi lahir di gurun pasir dekat kota Sirte pada bulan Juni tahun 1942. Orangtuanya berasal dari kelompok Arab yang nomaden bernama Qadhadhfa. Mereka lebih banyak tinggal di Oasis Hun.
Kakek Khadafi, Abdessalam Bouminyar, sempat melawan pendudukan Itali di Libya. Sang kakek tewas sebagai 'martir pertama di Khoms', dalam pertempuran pada tahun 1911.
Khadafi bernama lengkap Muammar Muhammad Abu Minyar al-Khadafi. Masa kecilnya diawali di sebuah sekolah dasar Muslim di kota Sabha. Sejak saat itulah, pengetahuannya tentang dunia Arab dimulai.
Menurut Wikipedia, Khadafi sangat terinspirasi oleh perjuangan Palestina dalam memperoleh kemerdekaan dan kecewa saat negara tersebut dikalahkan tentara Israel pada tahun 1948.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendidikan menengah Khadafi diselesaikan lewat bimbingan seorang tutor di Misrata. Saat itu dia belajar sejarah. Tidak hanya itu, Khadafi muda juga sempat mengenyam pendidikan di Universitas Benghazi untuk belajar Geografi. Namun dia tak berhasil dan memilih bergabung di militer pada tahun 1961.
Setelah lulus dari akademi militer pada tahun 1966, Khadafi kemudian belajar ke Eropa. Banyak rumor menyebutkan kalau pria yang selalu tampil dengan topi khasnya itu menimba ilmu di Akademi Militer Kerajaan Ingrris di Sandhurst. Tapi itu belum terkonfirmasi. Yang jelas, Khadafi pernah mendapat pelatihan militer di Inggris dan tinggal di London selama empat bulan.
Saat berusia 27 tahun, Khadafi langsung menjadi pemimpin Libya setelah berhasil menumbangkan Raja Idris dengan jalur kudeta. Pangkatnya saat itu Letnan, namun hingga saat ini lebih terkenal sebagai 'Kolonel'.
Masa-masa kepemimpinan Khadafi di Libya berlangsung dengan sistem diktator. Dia terinspirasi oleh filosofi politik yang ingin mempersatukan negara-negara Afrika dan Arab. Dia juga seorang anti-imperialis yang dia campurkan dengan ajaran Islam. Sang kolonel memperbolehkan penguasaan aset perusahaan kecil, namun untuk perusahaan-perusahaan besar murni dikontrol pemerintah.
Sejumlah kritik bermunculan kepada pria yang sering dikawal oleh tentara-tentara wanita berparas cantik itu. Sepanjang rezim Khadafi berkuasa, ratusan orang sudah dipenjara dengan cara yang tak manusiawi. Sebagian bahkan ada yang dihukum mati.
Pada tahun 1986, Khadafi ditengarai terlibat dalam pengeboman di sebuah klub malam di Berlin yang menewaskan dua tentara Amerika. Amerika pun membalasnya dengan menyerang Tripoli dan Benghazi. 35 Orang Libya tewas akibat serangan Amerika.
Sementara pada tahun 1988, terjadi pengeboman Lockerbie yang sangat terkenal itu. Lagi-lagi, Khadafi diduga berada di balik insiden maut ini. Namun AS tak percaya. Presiden Ronald Reagan bahkan menyebut Khadafi sebagai 'Mad Dog'.
Meski sempat menolak disebut terlibat dalam kejadian itu, Khadafi akhirnya mau bertanggung jawab dan membayar kompensasi pada keluarga AS yang tewas. Hubungan Khadafi dengan AS pun semakin 'membaik' hingga pada masa kepemimpinan George Walker Bush.
Kejatuhan Rezim Khadafi
Setelah 42 tahun berkuasa, rezim Khadafi pun akhirnya jatuh. Terinspirasi perjuangan reformasi di Tunisia dan Mesir, warga Libya mulai menggelar aksi unjuk rasa menentang rezim Khadafi sejak awal Februari 2011 di kota Benghazi.
Perjuangan tanpa mengenal lelah itu akhirnya dilawan oleh Khadafi lewat jalur militer. Para pendemo pun sempat terdesak mundur.
Melihat hal ini, Amerika Serikat dan sekutunya turun tangan. Mereka mempersenjatai para pendemo untuk melawan sehingga terbentuklah pasukan revolusioner. Lewat pertempuran yang menelan ratusan korban jiwa, para pemberontak akhirnya mampu menumbangkan rezim Khadafi.
Pada 27 Juni 2011, Khadafi dan konco-konconya dilaporkan ke pengadilan kriminal Internasional. Dalam vonisnya, Khadafi dinyatakan bersalah karena telah melakukan kejahatan kolonial yang melawan rasa kemanusiaan. Surat perintah penangkapan dikeluarkan, hidup atau mati.
Setelah sempat melarikan diri ke sejumlah tempat, Khadafi akhirnya pada tanggal 20 Oktober 2011 berhasil dilumpuhkan. Seorang pejabat Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya memastikan, pemimpin nyentrik itu tewas di dekat kawasan Sirte, kota kelahirannya 69 tahun lalu.
Khadafi pun menepati janjinya, untuk tetap bertahan di Libya sampai mati. Apa pun yang terjadi.
"Mereka meminta saya untuk pergi. Itu sebuah lelucon. Saya tidak akan pernah meninggalkan wilayah nenek moyang saya yang telah mengorbankan dirinya bagi saya," ujar Khadafi melalui sebuah pengeras suara di hadapan para pendukungnya di kota Zawiyah yang berada sekitar 50 kilometer di sebelah barat Tripoli.
"Saya siap mengorbankan diri saya bagi rakyat dan saya tidak akan pernah menyerah di tanah yang dihiasi darah nenek moyang saya yang berjuang melawan kolonial Inggris dan Italia," tegasnya pada Sabtu (16/7) seperti dilansir AFP, Minggu (17/7/2011).
(mad/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini