Bandara Lombok Jadi Tempat Wisata, Presiden SBY Terharu

Bandara Lombok Jadi Tempat Wisata, Presiden SBY Terharu

- detikNews
Kamis, 20 Okt 2011 14:44 WIB
Mataram - Presiden mengaku terharu, menyaksikan besarnya animo masyarakat NTB yang datang berwisata melihat pesawat terbang di Bandara Internasional Lombok. Presiden SBY menginstruksikan, PT Angkasa Pura I, pengelola bandara membuat tempat khusus untuk warga, agar terakomodir saat berwisata ke bandara.

"Saya terharu. Orang begitu banyak. Pesan saya, bangun tempat di sini. Tempat berkumpul, rekreasi, pokoknya intinya tempat bisa lihat pesawat take off dan landing," kata Presiden SBY, di sela-sela peresmian Bandara Internasional Lombok, Kamis (20/10/2011).

Sejak mulai operasi 1 Oktober 2011, ribuan orang memang saban hari datang berwisata ke Bandara Lombok di Tanak Awu, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, 40 kilometer timur Kota Mataram. Pengoperasian bandara itu telah menjadikan warga di Lombok seperti 'demam bandar udara'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka datang dari berbagai sudut Pulau Lombok. Mereka datang menumpang kendaraan bak terbuka, sepeda motor. Sebagian lagi datang menumpang truk.

Pada pekan pertama oeprasi, suasana terminal penumpang baik bandara tak ubahnya seperti pasar. Orang ramai menggelar tikar di selasar terminal kedatangan, duduk, bergerombol.

Sejumlah warga memanfaatkan kesempatan dengan berdagang asongan. Mereka menjual aneka minuman, rokok dan makanan ringan.

Pedagang kacang rebus, es mambo, es lilin, pisang rebus, lalu lalang menawarkan dagangan. Bahkan turut juga berjualan pedagang duren, dan juga pedagang semangka. Sebagian yang berjualan adalah para ibu-ibu. Akibatnya, bagian depan terminal penumpang menjadi sesak, bukan cuma oleh para calon penumpang, melainkan juga warga yang melancong.

Belakangan, keramaian itu kian bertambah, menyusul pemberangkatan jamaah haji. Nyaris bandara tak pernah sepi oleh pengunjung sepanjang hari.

Sepekan sebelum kunjungan Presiden SBY ke Lombok, bandara mulai ditata. Secara perlahan, para pedagang asongan yang ada di dalam areal bandara, diminta tidak berjualan. Warga yang leluasa melancong akhirnya dibatasi. Sampah yang ramai di areal bandara, juga mulai dibersihkan.

Di beberapa tempat, menyambut Presiden, bandara mulai bersolek. Bunga-bungan yang masih ditanam dalam kantong plastik mulai ditata di beberapa titik.

Puncaknya, Selasa (18/10/2011) sehari sebelum kedatangan Presiden SBY, bandara benar-benar steril dari pelancong. Namun siapa yang kuasa menolak minat melancong warga.

Alhasil, Pasukan khusus TNI Angkatan Udara yang bertugas mengamankan area bandara, hanya membolehkan warga maksimal sampai di jalan depan gerbang utama bandara. Warga yang hendak masuk areal bandara, diperiksa ketat terlebih dulu.

Akibatnya, warga bergerombol di jalan depan gerbang utama sepanjang 150 meter. Di situ, warga berderet, layaknya orang berbaris. Sebagian lain, berderet di balik pagar kawat bandara.

Macam-macam tingkah mereka. Kepada setiap bus khusus bandara yang lewat mengangkut penumpang, mereka melambaikan tangan. Demikian juga dengan kendaraan yang keluar area bandara, tak luput dari lambaian tangan.

Saat rombongan Presiden SBY datang Rabu (19/10/2011) dan meninggalkan bandara menuju hotel, rombongan sempat kecele, mengira kedatangan Presiden SBY dan rombongan disambut ribuan warga. Belakangan mereka paham, kalau ribuan warga itu bukan hendak menyambut Presiden, namun tengah berwisata.

Panas matahari yang menyengat tak jadi soal. Mereka tak kurang akal. Mereka melucuti kain spanduk ucapan selamat datang pada Presiden, dan umbul-umbul yang banyak di sepanjang jalan akses. Spanduk itu mereka pakai sebagai alas duduk. Mereka juga jadikan itu sebagai atap peneduh.

Warga serentak terbangun dari duduk, begitu mendengar bunyi pesawat yang hendak take off dan landing. Mereka bertepuk tangan dan bersorak sorai. Gembira bukan kepalang.

Warga bisa berada di lokasi itu berjam-jam. Mereka bahkan sudah menyiapkan makanan dari rumah. Seperti orang piknik, mereka menikmati makanan yang sudah dibawa dari rumah.

Namanya juga masyarakat biasa. Mereka buang sampah sembarangan. Sebagian bahkan tak peduli, anak-anak terutama, bisa kencing dan maaf, buang air besar sembarangan.

Manik, salah seorang warga Kelurahan Gerantung, Kecamatan Praya Lombok Tengah mengaku, selain untuk melancong, dia datang ingin naik pesawat. Di kampungnya, Manik mengaku, banyak yang datang bercerita, dengan uang Rp 50 ribu, mereka bisa naik pesawat untuk berkeliling Pulau Lombok selama 10 menit.

"Ite dateng mele taek pesawat. Arak sango pade seket jari ajin tiket keliling Lombok (Kita datang mau naik pesawat. Ada kita punya uang Rp 50.000 untuk bayar tiket pesawat keliling Lombok)," katanya.

Entah dari siapa mereka dengar informasi itu. Namun kata Manik, banyak di antara warga yang akhirnya mencari ijon ke sana kemari, asal bisa naik pesawat keliling Lombok. Tentu saja informasi itu menyesatkan.

Gubernur NTB M Zainul Majdi mengatakan, pemerintah tidak bisa kasar memaksa warga. "Saya tahu persis rute yang mereka tempuh untuk bisa tiba di sini kadang tidak mudah. Sebagai putra daerah, saya tahu itu," kata Gubernur.

Pemerintah secara terus menerus kata dia akan mengupayakan peningkatan kualitas bandara yang kian baik.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I, pengelola Bandara Lombok, Tommy Soetomo menyatakan siap menindaklanjuti permintaan Presiden SBY untuk pembuatan area rekreasi bagi warga.

"Kita akan buatkan semacam lokasi looking out, nanti di sebelah kiri area bandara. Kita juga memahami animo masyarakat itu," katanya.

Di tengah rasa harunya, Presiden SBY berujar, "Intinya ajak warga itu bersyukur dan bergembira terhadap kemajuan daerah. Itulah hakikat pembangunan," kata Presiden.


(anw/anw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads