Tak Lagi Menteri, Freddy Numberi Senang Punya Banyak Waktu Menulis

Tak Lagi Menteri, Freddy Numberi Senang Punya Banyak Waktu Menulis

- detikNews
Rabu, 19 Okt 2011 19:12 WIB
Jakarta - Sejak hari ini, Freddy Numberi bukan lagi Menteri Perhubungan. Posisinya kini digantikan oleh EE Mangindaan. Kendati tampak sedih saat memberi kata-kata perpisahan, namun Freddy senang kini tak lagi jadi menteri. Sebab itu berarti dia punya lebih banyak waktu untuk menulis.

Secara pasti, Freddy mengatakan belum memiliki rencana pasti setelah tak lagi duduk di kabinet. Namun yang pasti, dia akan banyak menyalurkan hobi menulisnya. Dengan tak lagi jadi menteri, dia yakin akan punya banyak waktu untuk menulis.

"Saya kan senang menulis, saya enjoy nulis. Saya justru punya waktu lebih banyaklah. Saya sudah buat banyak buku kurang lebih 10 buku," ujar Freddy usai sertijab di Kemenhub, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (19/10/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Freddy juga memiliki banyak tulisan yang akan segera diselesaikannya. Tulisan-tulisannya antara lain tentang bagaimana membangun komitmen Indonesia supaya ke depan bisa berjalan bersama-sama, soal transportasi dan perubahan iklim. Freddy pun memamerkan judul buku yang telah ditulisnya: Papua Merdeka atau Mati.

Ketika ditanya apakah ada pos baru untuknya, dia mengatakan belum ada. Namun dia percaya Presiden SBY memiliki kebijakan lain untuknya. Sebab di mata Freddy, SBY adalah sosok yang bijak. Namun buat dia pribadi, di mana pun berada namun mengabdi kepada Indonesia harus terus berjalan.

Menurut mantan tokoh militer ini, dirinya tahu direshuffle pada Minggu (16/10). Saat itu Mensesneg Sudi Silalahi menghubunginya melalui telepon sekitar pukul 23.00 WIB. Setelah direshuffle, Freddy juga akan lebih banyak meluangkan waktu di Partai Demokrat. Maklum, dia duduk di Dewan Pembina partai berlambang bintang mercy tersebut.

"Tentu kita orang Demokrat ingin menang di daerah juga dong. Saya akan konsentrasi membantu adik-adik di sana," imbuhnya.

727 Hari menjadi Menhub meninggalkan kesan mendalam pada menteri asal Papua ini. Ada suka dan duka yang dilewatinya bersama para karyawan kementerian tersebut. Meski dia mengakui, lebih banyak duka ketimbang suka lantaran banyak terjadi kecelakaan transportasi yang merenggut nyawa manusia.

Namun Freddy mencoba tabah saat meninggalkan kantor tersebut. Bagi Freddy, datang dan pergi adalah hal lumrah dalam hidup manusia. Sebab jika ada waktu seseorang datang, pasti ada waktu untuk pergi. Itu merupakan proses alami.

Freddy mengaku sudah terbiasa dengan reshuffle. Dia menuturkan, dirinya pernah menjadi Gubernur Papua sejak 1998. Namun baru dua tahun menjadi gubernur, Freddy diminta presiden kala itu, Gus Dur, menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

Namun baru 10 bulan duduk di kursi MenPAN, Freddy terdepak dari kabinet. Dia lantas menjadi Duta Besar untuk Italia selama 3 tahun.

"Mungkin saya perlu istirahat juga karena dengan adanya pergantian begitu, mungkin beliau ada rencana lain. Sebenarnya saya justru diuntungkan karena saya punya banyak waktu untuk menulis," imbuhnya sembari tersenyum.

Freddy sama sekali tidak sakit hati lantaran diberhentikan di tengah jalan. Dia bahkan berterima kasih telah 7 tahun dipercaya menjadi menteri. Bahkan bagi dia sudah cukup dia malang melintang sebagai menteri.

"Jadi tidak ada itu istilah sakit hati. Bersyukur selalulah," ucapnya.

Menjadi pemimpin tidak semudah membalik telapak tangan. Ada banyak kepala dengan berbagai pemikiran yang harus dikelola. Freddy berkali-kali mendapat hujatan dan kritik keras saat beberapa kali kecelakaan transportasi. Namun dia mengaku telah memberikan yang terbaik. Bagi Freddy, seseorang tidak memberi tanpa pernah belajar untuk mendengar, dan seseorang tidak mungkin jadi pemimpin kalau tidak pernah melayani.

(vit/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads