Jenazah ditemukan di lantai basement, di bangunan mirip gudang atau ruangan yang belum jadi, pada Selasa (18/10) malam.
Rekan sekamar Ruslan di lantai 8, Elon, menuturkan, mungkin karena sudah uzur, almarhum sering bicara sendiri. "Kadang ngelantur," katanya, Rabu (19/10/2011). Pendengaran Ruslan juga sudah berkurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barang yang diserahkan adalah tas kopor dan alat bantu jalan seperti kruk. "Pak Ruslan bertubuh kecil," kata seorang jamaah satu rombongan yang mengenal almarhum.
Elon menuturkan, kloternya, 41 JKS, baru tiba di Madinah Selasa siang. Saat ashar, rekan-rekannya mengajak Ruslan ke Masjid Nabawi untuk salat arbain, tapi Ruslan memilih di kamar.
Ketika rekan-rekannya tiba usai salat isya, mereka tidak menemukan Ruslan. Dicari di lobi juga tidak ada. Hingga kemudian, seorang tenaga kebersihan hotel menemukan jenazah Ruslan di basement.
Jika ditelisik, Ruslan terjatuh dari sebuah jendela kecil yang ram-ramnya telah dipotong sejak lama. Tubuh kecilnya meluncur ke celah sempit hingga basement yang di atapnya terdapat talang-talang besi. Terdapat bekas darah di talang itu, demikian pula di lantai basement.
Kasi PAM Misi Haji Madinah M Yahdi, menuturkan, dugaan sementara Ruslan jatuh karena terpeleset. Dia menduga, setelah ditinggal rekan-rekannya ke masjid, Ruslan ingin keluar. Karena tak tahu mana lift atau cara mengoperasikan lift dan tak tahu pintu darurat, akhirnya Ruslan menemukan jendela kecil di sebuah dapur di lantai 8. Ketika melongok-longok, pria itu pun jatuh.
"Atau mungkin dia mengira itu pintu, jadi dia mau keluar saja," duga Yahdi.
(nrl/vit)