Langkah pengusaha Tanah Abang ini pun dinilai semakin membuka lebar bagi pesaing lainnya untuk maju dalam Pilkada Gubernur DKI. Salah satunya, Gubenur DKI saat ini Fauzi Bowo disebut-sebut paling diuntungkan dengan terpilihnya Djan Faridz menjadi Menpera.
"Dengan masuknya Djan Faridz jadi menteri, konstelasi politik tentu berubah. Ini tentu menguntungkan bagi calon-calon seperti Prya Ramadhani, Prijanto dan tentu saja yang paling berpeluang Foke," ujar Ketua Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis) Sugiyanto kepada detikcom, Selasa (17/10/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"DPP Demokrat sendiri hingga kini belum ada keputusan resmi, siapa yang akan didukung. PKS yang menjagokan Triwisaksana juga belum mendapatkan pasangan, sehingga tiket maju Pilgub DKI sebenarnya baru Djan faridz yang punya," terangnya.
Djan Faridz resmi mundur dari bursa pencalonan Gubernur DKI Jakarta setelah ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Menpera menggantikan Suharso Monoarfa. Ia pun siap mengemban tugas berat itu.
"Jadi dikasih yang lain. Nggak jadi (Calon Gubernur DKI) dapat tugas yang lebih berat," kata Djan Faridz sambil tertawa usai dipanggil Presiden SBY di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Anggota DPD asal DKI Jakarta ini mengaku belum banyak mengeluarkan dana untuk kampanye Cagub DKI Jakarta. "Paling Rp 20 juta," ujarnya.
Djan Farid mengaku dipilih oleh PPP untuk menggantikan posisi Suharso. "Iya, kemarin," jawabnya saat ditanya apakah dia dipilih oleh PPP untuk menggantikan Manoarfa.
Dikatakan dia, Presiden SBY memintanya untuk bekerja lebih baik dan menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. "Menegaskan tugas-tugas supaya lebih baik dari sebelumnya. Nasihat-nasihat bekerja dengan baik," kata Djan.
Saat dipanggil Presiden sedang apa, Pak? "Lagi nonton TV," jawab pria yang juga PWNU DKI Jakarta ini.
(her/lia)