Wali Murid: AC Dipasang karena Ada Ortu Murid yang Cemburu

Wali Murid: AC Dipasang karena Ada Ortu Murid yang Cemburu

- detikNews
Jumat, 14 Okt 2011 18:29 WIB
Jakarta - Beberapa wali murid SDN 01 Makasar, Jakarta Timur, keberatan dengan pungutan sebesar Rp 100 ribu yang nanti digunakan untuk pemasangan AC. Seorang wali murid menyebut latar belakang pemasangan AC karena ada beberapa orangtua murid yang cemburu karena ruang belajar anaknya tidak ber-AC.

Saat detikcom berbincang dengan salah seorang orangtua murid yang enggan menyebutkan namanya, di halaman SDN 01 pagi Makasar, Jl Kerja Bakti, Jakarta Timur, dirinya merasa keberatan dengan pungutan yang diberlakukan pihak komite sekolah.

Bahkan dia menyebut, usulan pengadaan AC karena kecemburuan beberapa orangtua murid terhadap dua ruangan yang sudah terpasang AC sebelumnya, ruang itu digunakan untuk dua ruang belajar murid kelas 1.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada beberapa orangtua yang cemburu, kenapa cuma kelas satu saja yang dipasang AC, sementara ruang lainnya tidak," kata perempuan yang mengenakan jilbab hitam itu.

Akhirnya, bulan kemarin diputuskan seluruh ruang kelas yang ada di SDN 01 Makasar dipasang AC, melalui rapat komite yang diwakili 5 orang wali murid dari tiap kelas. Total ruangan ada 11 kelas.

"Setiap murid diminta menyumbang Rp 100 ribu. Jumlah segitu tentu berat," katanya.

Wali murid lainnya, Wawan, menuturkan kutipan uang untuk pembelian AC itu dilakukan setiap absensi murid.

"Uang diminta melalui murid-murid saat dilakukan absen," kata Wawan.

Senada dengan wali murid sebelumnya, Wawan mengaku keberatan dengan adanya pungutan tersebut. Apalagi dua anaknya kini bersekolah di SDN 01 pagi Makasar dan duduk di kelas 2 dan 3.

"Jadi kalau harus bayar, ya sekaligus," keluhnya.

Sejak disepakti adanya pungutan uang pembelian AC, Wawan mengaku belum membayar sepeser pun pungutan tersebut. Alhasil, sang anak selalu menanyakan kepada dirinya kapan akan membayar kutipan itu, sementara teman lainnya sudah melunasi pungutan.

"Anak saya selalu nanya kapan bayar uang AC, karena beberapa temannya sudah bayar," ujarnya.

Terkait hal tersebut, Kasudin Dikdas Jakarta Timur, Abdul Rasyid, mengatakan belum mengetahui kasus pungutan tersebut.

"Setahu saya, untuk pengadaan AC di sekolah, saat ini sedang kita ajukan anggarannya untuk tahun 2012. Namun besaran anggarannya saya tidak tahu, saya akan pelajari kasus ini dan tentunya kepala sekolah akan kita panggil," katanya saat dihubungi wartawan.


(ahy/anw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads