Bona Paputungan Pamer Lagu Baru 'Berkicaulah Nazaruddin' di KPK

Bona Paputungan Pamer Lagu Baru 'Berkicaulah Nazaruddin' di KPK

- detikNews
Kamis, 13 Okt 2011 15:40 WIB
Jakarta - Masih ingat dengan Bona Paputungan? Pria yang namanya sempat melejit dengan lagu 'Andai Aku Gayus Tambunan' ini, hari ini menggelar konser jalanan di depan halaman Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam orasi lagunya, Bona meminta Nazaruddin terus berkicau.

"Nazaruddin berkicau. Berkicaulah engkau. Biar rakyat menilai siapa yang salah dan siapa yang benar," demikian Bona menyanyikan lagu ciptaannya ini, diiringi gitar akustik yang ia mainkan sendiri, di depan Gedung KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/10/2011).

Bona tidak berdiri di atas panggung melainkan di atas tumpukan sound system yang diletakkan di atas mobil bak terbuka. Dalam lirik lagu berjudul 'Berkicaulah Nazaruddin' ini, Bona juga meminta Nazaruddin untuk selalu jujur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seberapa jauh engkau melompat akhirnya jatuh juga. Jujurlah Nazaruddin," lanjut Bona mendendangkan.

Bona datang bersama massa yang mengatasnamakan dirinya massa Hindari Memilih Sri Mulyani (HMS). Massa HMS sendiri mendesak KPK agar mengusut tuntas sejumlah kasus besar penggelapan pajak yang diduga melibatkan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan mantan Dirjen Pajak Darmin Nasution. Massa juga menuntut penuntasan kasus Bank Century yang diduga melibatkan Boediono yang kini telah menjabat Wakil Presiden.

Dalam kesempatan ini, Bona yang mengenakan kaos oblong warna hitam dan celana jeans tak lupa membawakan lagu andalannya 'Andai Aku Gayus Tambunan'. Gitar dan suara vokalnya yang tersambung ke pengeras suara membuat massas HMS turut berdendang bersama.

"Saya jauh-jauh datang dari Gorontalo ke Jakarta. Saya tidak takut dengan koruptor," tukas Bona.

Warga Tambrauw, Papua Aksi Soal Mafia Pemilu

Dalam kesempatan yang sama, selain Bona dan massa HMS, hari ini KPK juga kedatangan massa dari Papua yang menggelar orasi dan menyampaikan laporan ke Direktorat Pengaduan Masyarakat (Dumas). Sembari menggelar aksi unjuk rasa mereka melaporkan adanya indikasi mafia Pemilu dalam Pilkada di Tambrauw, Papua Barat.

Berkekuatan sekitar 50 orang, massa dari Tambrauw ini datang ke gedung KPK sejak pukul 13.00 WIB. Dalam aksinya, lima orang di antara mereka mengenakan pakaian khas Papua.

"Kami meminta KPK segera mengusut dugaan praktik mafia pemilu dalam pemilukada di Tambrauw ini," kata salah seorang orator aksi, Petrus Sedik di depan gedung KPK.

Petrus Sedik mengatakan dugaan praktik mafia pemilu di Pemilukada Tambrauw diduga dilakukan antara KPU Kabupaten Tambrauw dengan pasangan calon terpilih, Gabriel Asem-Johanis Yembra. Ada sejumlah fakta yang dapat dijadikan pintu masuk dalam menyelidiki dugaan praktik mafia pemilu ini. Yakni, telah terjadi penggelembungan jumlah DPT dari jumlah penduduk 6.900 jiwa berdasarkan data BPS Tahun 2010 menjadi 15.263 pemilih dalam DPT. Penyelenggaraan pemilu juga tidak dilakukan serentak pada 20 Juli 2011. Bahkan, di Distrik Moraid, Tambrauw tidak dilaksanakan pemungutan suara sama sekali.

Dalam aksi di depan gedung KPK, para peserta turut membawa sejumlah poster dan spanduk. Di antaranya bertuliskan 'KPK Jangan Diam, Tangkap Koruptor di Kabupaten Tambrauw', 'KPK Dengar Pengaduan Kami Masyarakat Tambrauw', dan tulisan 'Kami Rakyat Kabupaten Tambrauw Menuntut Tanah Kami Bersih dari Koruptor. Usut Mafia Pemilukada di Papua Barat'. Sebelum meninggalkan gedung KPK, sekitar lima perwakilan peserta aksi masuk ke gedung KPK menyerahkan surat terbuka beserta data bukti-bukti kecurangan pemilukada kepada pimpinan KPK.

(fjp/lia)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads