Kereta Kyai Jongwiyat adalah peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VII dan saat ini disimpan di Museum Kereta di Jl Rotowijayan, Yogyakarta. Kereta dengan model terbuka bercat kuning gading itu sudah siap mengantar kedua mempelai dari keraton menuju Kepatihan. Kereta yang akan ditarik enam ekor kuda ini juga pernah digunakan saat pernikahan putri sulung Sultan GKR Pembayun.
"Kereta Kyai Jongwiyat untuk pengantin sudah siap digunakan," kata penanggungjawab kirab, GBPH Yudhaningrat disela-sela persiapan, Rabu (12/10/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kyai Permili dengan model ada penutup atapnya khusus membawa para penari bedoyo," katanya.
Tiga kereta kuda lainnya akan digunakan untuk membawa utusan keraton, rombongan besan atau mertua dan rombongan para pangeran keluarga Sultan. Kereta-kereta tersebut sebagian besar adalah kereta dengan model atap terbuka. Kereta-kereta lainnya yang akan ikut kirab sebagian peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII atau setelah tahun 1900-an.
"Total ada 26 ekor kuda yang disiapkan untuk kirab. 8 ekor bantuan dari Yon Kavaleri (Kuda) Bandung, kuda milik keraton dan Pordasi DIY," kata Yudhaningrat.
Menurut dia, prosesi kirab sendiri akan dimulai pukul 15.30 WIB dari Regol Keben menuju Kepatihan yang berjarak sekitar 2 km. Jalur kirab yang akan dilalui adalah Jalan Rotowijayan, Jl Pekapalan sisi barat atau depan Masjid Besar Kauman, Jalan Trikora (simpang empat Kantor Pos Besar), ke utara melewati Jl Ahmad Yani, Jalan Malioboro dan masuk Kepatihan melalui pintu barat/depan.
Sebanyak delapan bregada prajurit keraton juga akan mengawal kirab. Sedangkan para penari Lawung Ageng yang akan menari saat resepsi di Kepatihan juga ikut dalam rombongan kirab tersebut.
(bgs/lh)