Pemerintah Australia dan warganya memperingati bom Bali digelar di Konsulat Australia, Jl Tantular, Denpasar, Rabu (12/10/2011). Sedangkan warga Kuta dan wisatawan menggelar acara serupa di Monumen Bom Bali, Jalan Legian, Kuta.
Peringatan bom di Konsulat Australia dihadiri Dubes Australia di Indonesia Greg Moriarty bersama warganya yang terdiri dari para korban yang selamat, keluarga dan sahabat. Hadir juga keluarga korban dari Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Greg mengatakan peringatan tersebut adalah mengenang korban bom sembilan tahun lalu. "Kita juga mengenang orang-orang yg hidupnya berubah karena peristiwa ini. Kenangan buruk itu masih ada sampai sekarang," katanya.
Pemerintah Indonesia dan Australia pun telah bekerjasama menangani berbagai kasus teroris di Indonesia.
"Tahun ini ada juga korban serangan ekstrimis di Indonesia tapi kami yakin terorisme tak akan menguasai Indonesia. Kita semua harus berusaha, sehingga kejadian buruk ini tidak membayangi kita lagi. Indonesia dan Australia sudah kerjama sama berantas terorisme," katanya.
Sementara itu, salah satu keluarga korban bom Bali, Wayan Leniasih, masih merasakan dampak bom.
"Dampaknya akibat bom bali hingga sekarang adalah masalah ekonomi, untuk ke depannya. Yang jadi masalah adalah kehidupan sehari-hari, karena saya single parent cari pekerjaan sendiri," kata Leniasih yang suaminya menjadi korban bom di Sari Club, Kuta.
Sementara itu, peringatan di monumen bom Bali dihadiri wisatawan dan keluarga korban. Mereka meletakkan karangan bunga di altar monumen dan tabur bunga.
(gds/aan)