"Beni sudah keluar sejak Maret 2011. Dia menyatakan mundur bahkan mengkafirkan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir," ujar Son Hadi usai menjenguk Ba'asyir di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2011).
Menurut Son Hadi, Beni masuk ke JAT Cirebon sejak 2010. Namun dia tidak mengetahui Beni Asri berguru pada siapa saja sehingga dapat terlibat dalam aksi bom Cirebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Son Hadi menilai, Beni Asri mengambil sepotong ilmu dari Abu Bakar Ba'asyir dan melakukan aksi dari guru yang lain. Son Hadi meminta JAT jangan disalahkan atas tindakan Beni Asri.
"Kan tidak otomatis orang berbuat sesuatu yang berkaitan dengan institusinya. Misalnya anggota Polri yang melanggar etika atau kejahatan apakah itu hasil pendidikan Polri, kan tidak," terangnya.
Son Hadi menambahkan, JAT memiliki pokok-pokok ajaran dari Ba'asyir. Bagi anggota yang tidak sepakat diminta keluar.
"Jadi jangan sampai melakukan aksi-aksi yang menyalahi apa yang ada di JAT. Selain itu semestinya Polri mengklarifikasi ke kita sebelum merilis ke publik mengenai keanggotaan JAT sehingga tidak ada stigmatisasi ke kita. Di Era reformasi ini tidak sulit konfirmasi ke kita," demikian Son Hadi.
Beni Asri ditangkap Densus 88 di Solok, Sumbar. Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam Sabtu (8/10) kemarin, dia diketahui sering mengikuti pengajian Ba'asyir dan dibaiat oleh pimpinan JAT tersebut.
"Beni bersama Syarif (pelaku bom Cirebon) dibaiat oleh Abu Bakar Ba'asyir bersama 15 orang lainnya disaksikan oleh Agung Nur Alam," ujar Anton.
(nik/vit)