Awaluddin mengikuti orientasi Program Reformasi Pola Sikap & Pola Pikir 2011 (Progresif 2011) pada Sabtu-Minggu kemarin, 8-9 Oktober 2011. Namun pada Senin (10/10/2011) Awaluddin dilarikan ke RS Wahidin Sudirohusodo, sekitar pukul 11.30 Wita oleh paman dan nenek almarhum, Sandakri dan Hj Marumanik.
Namun nyawanya tidak tertolong. Meskipun diberi bantuan pernapasan dan cairan infus di ruang UGD, Awaluddin akhirnya meninggal dunia pada pukul 12.30 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paman korban, Sandakri yang ditemui detikcom di kamar jenazah RS Wahidin, menuturkan sesaat setelah menghembuskan nafas terakhirnya, dari mulut jenazah mengeluarkan darah. Sandakri menyebutkan, semasa hidup almarhum tidak memiliki riwayat penyakit apa pun.
Karena itu, pihak keluarga menduga ada unsur kekerasan dari para senior saat prosesi ospek berlangsung. Jenazah Awaluddin akhirnya diotopsi di kamar jenazah oleh tim dokter RS Wahidin, sebelum nantinya diberangkatkan ke kampung halaman almarhum, di Kel Labessi, Kec Marioriwawo, Kab Soppeng, Sulawesi Selatan.
Ketua BEM MIPA, Fahruddin yang ditemui detikcom di depan kamar jenazah menyebutkan, dalam prosesi orientasi mahasiswa MIPA, tidak ada unsur kekerasan kepada para junior, terutama pada Awaluddin. Saat proses inisiasi mahasiswa baru berlangsung, lanjut Fahruddin, Awaluddin diketahui menderita penyakit maag.
"Tim medis panitia Progresif sudah memeriksa Awaluddin, diketahui Awaluddin menderita penyakit maag," kilah Fahruddin.
(mna/fay)