Saat peristiwa penggerebekan berlangsung, warga dilarang berkeliaran di luar rumah. "Polisi bilang warga nggak boleh keluar karena khawatir ada bom," kata salah seorang warga Bintara, Ny Samuri, kepada detikcom, Sabtu (8/10/2011).
Menurut Samuri, ia cukup terkejut dengan kedatangan pihak kepolisian di kampungnya. Dia tidak tahu persis kapan Densus 88 mulai merangsek ke rumah terduga teroris yang tidak jauh dari rumahnya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena tidak boleh keluar rumah, Samuri hanya bisa mengintip peristiwa penggerebekan itu dari jendela rumahnya. Saat itu, gerimis juga sedang turun.
"Saya cuma bisa mengintip dari jendela. Waktu itu kan agak gerimis jadi orang nggak ada yang keluar," terang ibu rumah tangga ini.
Saat penggerebekan berlangsung, terdengar teriakan keras dari personel Densus 88. Samuri menduga terduga yang berada di dalam rumah melakukan perlawanan.
Dikatakan Samuri, hingga saat ini, puluhan polisi masih terlihat berada di lokasi kejadian. "Masih ramai (polisi) tapi saya lihat rumah tersebut belum diberi garis polisi," tuturnya.
Sebelumnya, polisi menangkap dua orang dari penggerebekan di Bekasi ini. Selain itu, Densus 88 juga menangkap satu terduga pelaku bom Cirebon di Pasar Senen, Jakarta Pusat, pukul 01.00 WIB dini hari tadi.
(irw/irw)