Acara pertemuan lingkungan ini, diadakan di Hotel Labersa, Kabupaten Kampar, yang berbatasan dengan Pekanbaru, Riau, Selasa (4/10/2011). Acara dihadiri 14 negara dan akan berlangsung hingga 8 Oktober 2011 mendatang.
Negara-negara yang hadir, antara lain Kongo, Brazil, Indonesia sebagai peserta pertama karena memiliki hutan tropis terluas. Selain itu, ada undangan 10 negara Asean ditambah Jepang, China dan Taiwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Zulkifli, Indonesia sebagai penyelenggara memilih Riau karena adanya cagar biosfer Giam Siak Kecil yang diakui UNESCO sejak tahun 2099 lalu. Indonesia saat ini tercatat mempunyai 7 cagar, yakni Siberut, Ujung Kulon, Cibodas, Tanjung Putting, Lore Lindu dan Komodo.
"Cagar biosfer ini sangat penting untuk mendukung upaya mengurangi deforestasi dan degradasi hutan melalui penanaman pohon di zona penyangga dan zona pemanfaatan," tuturnya.
Zulkifli menyebut, berkaitan dengan isu perubahan iklim, Indonesia telah menetapkan peraturan yang berkaitan dengan implementasi REDD+. Hal itu berkaitan dengan lima aspek utama, yaitu rujukan tingkat emisi, strategi, monitoring dan evaluasi pasar dan pendanaan serta distribusi tanggung jawab pendanaan.
"Karena itu Indonesia telah membentuk Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Dalam bidang kehutanan secara khusus telah dibentuk Kelompok Kerja Perubahan Iklim yang sedang dipersiapkan regulasi pengembangan demonstration activities dan aturan bagaimana pengembangan REDD Activities," tandas Zulkifli.
(cha/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini