LSI: Politisi Era Reformasi Lebih Buruk Dibanding Zaman Orde Baru

LSI: Politisi Era Reformasi Lebih Buruk Dibanding Zaman Orde Baru

- detikNews
Minggu, 02 Okt 2011 14:02 WIB
Jakarta - Maraknya korupsi dan berbagai skandal membuat citra politisi menurun. Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyimpulkan masyarakat menilai politisi sekarang lebih lebih buruk dibanding politisi zaman Orde Baru.

"51,3 persen responden menyatakan kerja politisi sangat buruk atau buruk. 23,4 persen menyatakan baik atau sangat baik. Sementara yang tidak menjawab 25,3 persen," kata peneliti LSI, Ardian Sopa dalam paparannya di kantor LSI, Jl Pemuda, Jakarta Timur, Minggu (2/10/2011).

"Artinya trust terhadap politisi saat ini sangat rendah. Banyak responden menyatakan politisi saat ini lebih buruk dibandingkan politisi era Orde Baru," imbuh Ardian Sopa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ardian menyatakan, kepercayaan masyarakat terhadap politisi turun drastis sejak 2005. Dengan survei yang sama, masyarakat saat itu masih percaya dengan politisi dengan level kepercayaan 44,2 persen.

Hasil tersebut berdasar survei LSI yang dilakukan pada 5-10 September 2011. Survei dilakukan kepada 1200 responden dengan metode multi stage random sampling di 33 provinsi. Survei yang dilengkapi dengan wawancara ini mempunyai batas kesalahan (margin error) mencapai 2,9 persen.

"Kenapa citra politisi sekarang semakin menurun, salah satunya jumlah politisi yang diproses dan ditangkap lebih banyak. Sejak 6 tahun terakhir, terdapat 125 kepala daerah yang menjadi tersangka, terdakwa atau terpidana. 19 anggota DPR dan mantan DPR. Menteri atau mantan menteri yang diproses atau jadi terdakwa, terpidana. Ini tidak pernah terjadi pada periode sebelumnya," tandasnya.

Ardian menyatakan, pendapat masyarakat itu adalah hal yang lumrah. Hal ini disebabkan pada masa Orde Baru DPR hanya menjadi tukang stempel saja dan perannya berbeda dengan saat ini.

"Dulu DPR hanya menjadi cap saja, menjadi tukang stempel. Sekarang, ada Banggar yang sekarang sangat kuat. Pendapat masyarakat yang menilai Orde Baru lebih baik tersebut lumrah," tukas Ardian.

(nal/nal)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads