Menanggapi sikap PGN ini, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, meminta agar Perusahaan Gas Negara (PGN) tidak menerapkan sistem kuota seperti yang telah dilakukan saat ini.
"Kalau yang beli jangan dibatasi begitulah kuotanya. Pemprov DKI saja mengsubsidi tarif TransJakarta," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono saat ditemui di Gedung Nyi Ageng Serang, Rasuna Said, Kuning, Jakarta, Kamis (22/9/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BBG ini kan untuk TransJ, di mana yang kita tahu TransJ itu banyak penggunanya. Dengan adanya pembatasan kuota seperti itu, maka perjalanan bus akan terganggu. Dan yang terkena imbasnya tidak lain adalah masyarakat," katanya.
Dengan menipisnya stok BBG di Pinang Ranti, sementara pengisian akan dialihkan ke SPBG Daan Mogot dan Kampung Rambutan. Dengan ratusan bus yang beroperasi dan jumlah SPBG yang terbatas, bisa dipastikan akan terjadi penumpukan saat bus-bus tersebut melakukan pengisian BBG.
"Normal saja, pengisian BBG itu sangat lama. Dengan adanya satu tidak berfungsi, maka antrean di SPBG lainnya bisa jadi mengantre panjang dan itu cukup menggangu headway," tambah Pristono.
Dia pun menegaskan, bahwa permasalahan BBG itu di bawah kendali Pertamina, PGN dan BPH Migas. Jadi semestinya mereka sudah paham mengenai masalah ini tanpa perlu diminta lagi.
Sebelumnya diberitakan, Kepala BLU TransJakarta M Akbar mengatakan dengan tidak beroperasinya SPBG Pinang Ranti tentu akan mengganggu headway. Bukan tidak mungkin pula akan terjadi penumpukan penumpang di halte-halte.
Menurut Akbar, bus TransJ yang paling terganggu layanannya adalah yang beroperasi di Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) dan Koridor X (Cililitan-Tanjung Priok). Sebab bus-bus yang melayani kedua koridor itu biasanya mengambil BBG dari SPBG Pinang Ranti.
"Karena tidak bisa ambil di Pinang Ranti, maka alternatifnya mengisi BBG di Kampung Rambutan (karena lebih dekat). Tapi karena yang mengisi di Kampung Rambutan lebih banyak maka akan ada antrean bus, sehingga pelayanan lebih lama karena waktunya lebih lama di SPBG ketimbang di koridor," kata Akbar.
(lia/vit)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini