"Kami minta pertanggungjawaban Menhan atas hal ini," kata Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/9/2011).
Berdasarkan penelusuran Komisi I, pembelian 7 helikopter itu berasal dari pinjaman pemerintah Rusia dengan total nilai USD 56 juta. Enam alat pendukung utama yang tidak ada pada helikopter yang sudah tiba di Indonesia itu, antara lain senjata, Global Positioning System (GPS), alat komunikasi peredam kebisingan (dumper) dan transmitter responder.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal rudal itu belum pernah diujicoba," kata Hasanuddin.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR lainnya, Tritamtomo mengatakan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) harus turun untuk mengaudit pengadaan 7 helikopter tersebut.
"BPK harus mengaudit ini," kata saudara kandung mantan Kapolri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri ini.
(lrn/gun)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini