"Seharusnya Briptu Norman jangan dibiarkan keluar dari polisi, kalau keluar yang rugi polisi. Norman membawa warna baru sehingga masyarakat bersimpati sama polisi," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane kepada detikcom, Selasa (20/9/2011).
Neta menyarankan, agar posisi Norman sebaiknya dipindah dari Brimob ke bagian Humas. Posisi Humas yang banyak bersentuhan dengan masyarakat akan semakin memunculkan kesan ramah jika Norman berada di sana. Waktu bekerja di Humas dinilai lebih fleksibel untuk Norman ketimbang di Brimob.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Neta tetap mengingatkan, sebagai prajurit Norman harus menomorsatukan tugasnya di Polri. Loyalitas sebagai anggota di atas kepentingan pribadi. "Tetap tugas di Polri diprioritaskan," tandasnya.
Mabes Polri mempersilahkan jika Norman ingin keluar dari Polri asalkan membayar uang kompensasi. Norman dianggap masih terikat ikatan dinas selama 10 tahun. Saat ini Norman baru mengabdi selama 6 tahu. Neta pun menilai sikap seperti itu bukan solusi.
"Itu bukan solusi, pernyataan yang tidak arif." kata Neta.
Nama Norman melejit lewat video lip-sync lagu Chaiya chaiya di youtube. Namun tiba-tiba saja Norman memutuskan keluar dari Polri dengan alasan hendak merawat orangtuanya, ingin bekerja di luar polisi, dan ingin mengembangkan bakatnya.
Saat diundang ke Jakarta, Norman melakukan road show ke berbagai acara menunjukan kebolehannya melakukan lip-sync. Aksi Norman pun membuat pendapatannya meningkat secara luar biasa di luar gaji sebagai anggota Brimob. Terlebih lagi sambutan positif dari masyarakat.
Namun pelan-pelan, Norman seperti melupakan tugas utamannya sebagai anggota Brimob. Norman disebut-sebut sering manggung tanpa diketahui oleh pimpinan.
(did/rdf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini