"Fariz, menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 14.00 WIB," ujar Masitoh, sang ibunda kepada wartawan.
Setelah sebelumnya sempat mendapatkan perawatan beberapa minggu di RSU dr Slamet, Garut, pihak keluarga memutuskan untuk membawa Fariz panggilan akrab Muhamad Fariz ke rumah di Kampung Sikluk untuk diobati dengan pengobatan alternatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi Muhamad Fariz semakin memburuk sejak 3 hari terakhir, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir. "Farid tidak mau makan dan minum," tambah Masitoh.
Menurut Masitoh, sejak mengalami kelumpuhan Fariz sangat ingin melanjutkan sekolah yang terpaksa ditinggalkan sejak jatuh sakit. "Saya sangat bersyukur karena Fariz rajin berdoa, jika waktunya salat, Farid selalu mengumandangkan azan," kenangnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Fariz (8) terpaksa meninggalkan bangku kelas 2 SD Karyasari Banyuresmi, karena kondisi tubuh yang mendadak mengalami kelumpuhan serta kedua matanya tidak bisa melihat akibat penyakit aneh yang dialaminya. Masitoh dan keluarga hanya bisa berharap Fariz sembuh seperti selayaknya anak seusianya, namun Tuhan berkehendak lain.
(nwk/nwk)