"Kami tidak dalam posisi mendorong atau mempertahankan (Suharso)," kata pria yang akrab disapa Romi ini saat dihubungi detikcom, Senin (19/9/2011).
Romi mengatakan, pihaknya tidak bisa mengkonfirmasi isu pencopotan Suharso karena reshuffle merupakan wilayah Presiden. Namun yang jelas, menurutnya, reshuffle harus didasarkan atas dua aspek. Pertama, dilakukan atas dasar kebutuhan untuk meningkatkan kepercayaan publik yang kian hari kian menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun ini, lanjut Romi, merupakan momentum terakhir untuk dilakukan reshuffle karena pada 2012 kabinet SBY-Boediono sudah menjalani lebih dari setengah masa pemerintahannya. Apabila reshuffle dilakukan tahun depan tidak akan efektif. Presiden juga adalah satu-satunya orang yang paling bertanggung jawab penuh atas reshuffle ini.
"Reshuffle ini bukan masalah like or dislike tapi soal kinerja. Saya yakin Presiden telah mempunyai tolak ukur yang sangat parametrik, seperti apa yang telah dilakukan oleh UKP4. Jadi bukan karena hasil survei atau karena ada tekanan dari pihak-pihak lain," ujar Romi.
(lrn/lrn)