Aulia, Pasien Pertama Cangkok Hati di RCSM Masih Butuh Bantuan

Aulia, Pasien Pertama Cangkok Hati di RCSM Masih Butuh Bantuan

- detikNews
Jumat, 09 Sep 2011 17:21 WIB
Jakarta - Muhammad Aulia Apriansyah (7) tercatat sebagai pasien pertama cangkok hati di RSCM. Penyakit sirosis autoimun yang dideritanya terpaksa membuatnya harus mendapat cangkok hati dari ayahnya. Setelah operasi, bocah itu masih tergolek lemah. Dia butuh bantuan.

"Sehabis Lebaran sempat pulang, waktu itu hari Jumat (2/9). Tapi hanya 3 hari di rumah, lalu Senin (5/9) saat kontrol, cek lab, ternyata semuanya tinggi. Jadi dokter menyarankan untuk dirawat kembali," kata ibunda Aulia, Trianing, kepada detikcom, Jumat (9/9/2011).

Menurut sang dokter, sirosis autoimun adalah penyakit di mana kekebalan seseorang alergi terhadap organ tubuhnya sendiri. Karena penyakitnya itu, bocah 7 tahun itu harus menjalani transpalantasi hati. Operasi cangkok hati yang dijalaninya merupakan yang pertama dilakukan di RSCM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Operasi tersebut merupakan kerjasama Fakultas Kedokteran UI dan tim dari Zheijang University School of Medicine Huangzhou China yang dipimpin oleh Prof Shu-Sen-Zheng. Operasi dilakukan pada 15 Desember 2010.

Pasca operasi, kondisi Aulia tidak serta merta membaik. Kini, perutnya membesar karena banyak cairan di dalamnya. Diperkirakan ada sekitar 2 liter cairan di dalam perut anak kedua dari dua bersaudara itu. Bahkan menurut sang ibu, jarum tidak bisa menembus perut bocah itu.

"Semula Jumat ini disarankan untuk operasi open biopsi (prosedur pengambilan jaringan dengan jalan operasi), tetapi tidak diizinkan oleh dokter dari China, akhirnya nggak jadi. Katanya takut terjadi apa-apa lagi," sambung Trianing.

Dia menjelaskan, selama ini dokter dari China dengan intensif memantau kondisi Aulia. Semua hasil laboratorium di RSCM dikirimkan ke China. Rencananya, tanggal 13 September, Aulia akan terbang ke China untuk operasi penyumbatan pembuluh vena porta di hatinya. Penyumbatan itulah yang membuat perutnya dipenuhi cairan.

Karena kondisi Aulia yang terlalu lemah, keberangkatan ke China 13 September nanti terpaksa ditunda. Rencana barunya, Aulia dengan didampingi ibunya akan pergi ke Negeri Tirai Bambu itu pada 17 September mendatang.

Dari bantuan masyarakat, Trianing berhasil membuat paspor dan visa ke China. Setidaknya butuh waktu tiga hingga lima pekan bagi Aulia untuk menjalani pengobatan. Biaya pesawat dan pengobatan Aulia memang bukan masalah lantaran dibiayai pihak China. Namun Trianing dan sang suami harus putar otak untuk membayar penginapan dan biaya hidupnya sepanjang Aulia menjalani pengobatan.

"Katanya untuk biaya penginapan per harinya Rp 500.000-600.000. Sedangkan biaya hidupnya per hari antara Rp 300.000 sampai Rp 500.000. Ini yang bikin saya bingung sebenarnya. Bagaimana saya bisa dapat uang sebanyak itu," sambung istri anggota TNI AL ini.

Belum lagi biaya obat dan kontrol Aulia yang tidak sedikit. Obat Aulia selama sebulan bisa memakan Rp 5-10 juta. Sedangkan untuk kontrol, sekali kontrol saja harus mengeluarkan uang Rp 1,7-3 juta.

Sebelum Lebaran, bobot Aulia adalah 18,5 kg. Namun kini berat badan anak yang lahir pada 28 april 2005 ini hanya 16 kg. Melihat kondisi anaknya yang tergolek lemah di atas tempat tidur dan kerap dicoblos suntikan tentu membuat Trianing sedih.

Meski mencoba untuk tidak menangis, namun air mata terkadang nekat keluar dari sudut matanya. Setiap melihat ibunya menangis, Aulia malah berusaha menghibur.

"Mama nggak usah nangis. Mama mau dedek sembuh kan? Kalau mau dedek sembuh, jangan nangis ya," ucap Trianing menirukan ucapan anaknya.

Pada umur 2 tahun, dokter di RS Ciremai Cirebon, menyatakan, Aulia mengidap penyakit anemia. Saat itu hemoglobinnya drop, sehingga disarankan untuk transfusi darah. Saat itu Aulia menghabiskan lebih kurang satu setengah kantong darah yang dibeli lewat PMI.

Pada saat menggunakan kantong darah kedua, ketika darah baru masuk seperempat ke dalam tubuh, tiba-tiba saja perut Aulia membengkak. Aulia lantas dirujuk ke RS Mintoharjo. Selanjutnya dia dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto. Di RS itu Aulia divonis terkena hepatitis kronis aktif.

Untuk mendapatkan pengobatan lanjutan, Aulia lantas dirujuk ke RSCM. Dia sempat muntah darah di rumah. Akhirnya dia mendapat perawatan di RSCM. Oleh dokter RSCM-lah Aulia didiagnosa sirosis autoimun sehingga harus menjalani transplantasi hati.

Aulia saat ini masih dirawat di RSCM, BCH kamar 7. Bagi yang ingin menyalurkan bantuan dapat menghubungi orangtua Aulia di nomor 081-221-645719.


(vit/ken)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads