"Terlalu njelimet kalau dikomentarin terus, kita lihat saja perkembangannya," elak Mahfud Md kepada wartawan seusai halal bihalal di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2011).
Mahfud dimintai tanggapan oleh wartawan terkait aduan Zainal dan pengacaranya ke Satgas siang ini. Lebih lanjut, Mahfud menuturkan, MK juga memiliki agenda sendiri untuk menyelesaikan kasus seperti itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, menurutnya, MK tetap memberi dukungan kepada Zainal yang pernah menjadi Panitera MK ini. "Tentu kita kan backup dari sini. Namun Satgas itu kan hanya memberi saran, posisinya bukan projustisia," ucapnya.
Mahfud menilai, Kepolisian masih mampu untuk menangani perkara ini dengan profesional. Dia yakin, Kepolisian masih bisa diandalkan dalam proses penegakan hukum.
"Sehingga kita masih harus tetap mengandalkan polisi dan saya optimis polisi tidak akan main-main, karena polisi sudah melakukan rekonstruksi terhadap kasus tersebut," jelas Mahfud.
Dia kembali mengungkap sejumlah kejanggalan dalam kasus surat palsu ini. Salah satunya soal pengakuan Andi Nurpati bahwa dirinya tidak mengenal Dewi Yasin Limpo.
"Namun, ada buku tamu yang disita oleh polisi dan di buku tamu ada nama Dewi Yasin Limpo, sampai lebih dari 9 kali. Polisi juga punya rekaman yang masih utuh, dalam rekaman itu Andi Nurpati membaca surat yang ternyata dibuat oleh Masyhuri Hasan dan Andi Nurpati tidak mau mengaku mengenai masalah itu. Dan itu kan suatu penipuan jadinya," terangnya.
"Dan sebenarnya itu arahnya sudah jelas, namun tiba-tiba ada faktor politik yang membelokkan kasus ini, sehingga menjadi tidak masuk akal," tutup Mahfud.
(nvc/nrl)