"Saat Dulmatin di sini dan pada 2010 tewas di Pamulang, ternyata ada Umar Patek di sekitarnya saat itu," ujar Kabag Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Minggu, (21/8/ 2011).
Setelah peristiwa tewasnya Dulmatin, Umar Patek kemudian melarikan diri ke luar negeri bersama istrinya yang berwarga negara Filipina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Boy mengatakan pemeriksaan terhadap Umar Patek masih terus dikembangkan. Polri pun berharap keterangan yang diperoleh darinya dapat membongkar jaringan terorisme yang ada.
Seperti diketahui, tersangka kasus terorisme, Umar Patek telah tiba di Indonesia, sejak Kamis, 11 Agustus 2011. Tersangka yang turut andil dalam peristiwa bom Bali I itu langsung ditahan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, setelah tertangkap di Pakistan.
Di Tanah Air, Patek menjadi buronan selama bertahun-tahun. Patek juga pernah ke Filipina dan bergabung dengan gerilyawan lokal.
Selain jadi buron Indonesia dan Filipina, Patek juga diburu pemerintah Australia dan Amerika Serikat. Bahkan pemerintah AS menghargai kepalanya senilai US$ 1 juta.
Dia dikenal ahli merakit bom dan menembak dengan jitu. Bahkan, keahliannya membuat bom bisa melebihi sang maestro pembuat bom di kalangan teroris, Dr Azahari. Ia diduga bertanggungjawab atas serangan Bom Bali 1 yang menewaskan 202 orang.
(Ari/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini