Mahfud MD Ibaratkan HMI & GMNI Seperti Sepasang Sepatu

Mahfud MD Ibaratkan HMI & GMNI Seperti Sepasang Sepatu

- detikNews
Selasa, 09 Agu 2011 01:25 WIB
Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengibaratkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) seperti sepasang sepatu. Tanpa salah satu organisasi kemahasiswaan itu, bangsa ini tidak bisa berjalan.

"HMI dan GMNI itu seperti sepasang sepatu. Kiri dan kanan. Indonesia tidak berjalan tanpa ada salah satunya," kata Mahfud disambut tawa para anggota Persatuan Alumni GMNI dan Korps Alumni HMI.

Persitiwa itu terjadi saat sesi jumpa pers usai buka puasa bersama PA GMNI dan KAHMI di rumah dinas Ketua MPR, Jl Widya Chandra IV, Jakarta Selatan, Senin (8/8/2011). Hadir antara lain tokoh dari dua organisasi kemahasiswaan terbesar itu, Taufiq Kiemas, Akbar Tandjung, Siswono Yudo Husodo, Soekarwo, Viva Yoga Mauladi dan Jafar Hafsah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahfud menilai, peran dua organisasi yang banyak melahirkan pemimpin nasional, itu sangat penting bagi perjalanan bangsa ke depan. Sampai-sampai, alumnus HMI dari Universitas Islam Indonesia, itu menganggap organisasi kemahasiswaan yang lain perannya kecil.

"Yang lainnya itu seperti tali sepatu, organisasi yang yang kecil-kecil itu," celetuk Mahfud dengan tawa hadirin yang makin menjadi-jadi.

Karenanya, Mahfud berharap HMI dan GMNI ke depan semakin dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh. "Demi masa depan Indonesia," kata Mahfud yang sebelumnya enggan memberi pernyataan.

Dia menambahkan, karena masyarakat Indonesia majemuk, maka setiap organisasi mahasiswa itu harus punya peran di Indonesia seperti pakaian manusia. Setiap organisasi mahasiswa harus menjadi satu jenis pakaian demokrasi di Indonesia.

"Ada yang harus berperan sederhana tapi penting misalnya jadi kaus kaki dan tali sepatu. PMII dan IMM bisa menjadi jas dan celana, PMKRI dan yang lain bisa berperan sebagai dasi atau kemeja. Semuanya berperan penting untuk eksistensi Indonesia yang demokratis, tak boleh ada yang dianggap tak penting posisinya saja yang beda," paparnya.

"Di atas semuanya, kaca mata yang dipakai harus berdimensi kanan dan kiri juga yaitu nasionalis dan religius. Indonesia adalah negara kebangsaan yang religius," imbuhnya.




(lrn/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads