Koordinator Transmigran, M. Yasin menyatakan mereka dengan terpaksa berangkat dari Kaltim pada hari Minggu (1/8) dan sampai di Kabupaten Magelang Jumat (5/8/2011) tadi malam sekitar pukul 19.00 WIB.
Puluhan transmigran itu terdiri dari 7 kepala keluarga sebanyak 23 jiwa. Delapan warga lainnya telah pulang beberapa hari sebelumnya untuk mengadu ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang. Namun, sampai saat ini tidak mendapatkan kepastian jalan keluarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yasin mengatakan konflik tanah yang membuat mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ke Kabupaten Magelang. Tanah seluas 2 hektar yang dijanjikan dalam program transmigrasi pada tahun 2007 silam tidak jua mereka dapatkan.
βKami hanya mendapatkan seperempat hektar lahan dari dua hektar yang dijanjikan. Kita sudah berusaha memberikan surat ke Pemkab Magelang dan juga sering kali datang ke Pemkab Tana Tidung untuk menanyakannya, bahkan kita sempat demo tapi tidak pernah ada hasilnya," kata Yasin.
Ditodong Pistol Ajudan Bupati Tana Tidung
Aksi demo itu ternyata berbuntut panjang. Warga Tana Tidung diduga tidak rela Bupati mereka didemo oleh para pendatang. Alhasil, warga setempat melakukan sejumlah intimidasi dan acaman kepada para transmigran.
"Bahkan kita sempat ditodong pistol oleh ajudan Bupati Tana Tidung yang bernama Basri," tutur M. Yasin.
M.Yasin menyesalkan dengan pernyataan Kepala Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Magelang Nur Huda. Yang menyatakan tidak ada ancaman atau intimidasi kepada para transmigran asal Kabupaten Magelang.
Bahkan, Nur Huda menyatakan telah sampai disana dan bertemu dengan para transmigran. Namun, kenyataanya selama di sana, para tranmsmigran tidak pernah ada yang merasa bertemu dengan Nur Huda.
"Kemarin katanya Pak Nur Huda (Kepala Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Magelang, red) datang ke Tana Tidung. Tapi tidak pernah ketemu kami, tapi mereka bilang suasana di sana kondusif, itu tidak benar," tambah M. Yasin.
Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Magelang, Mashari menuturkan saat ini, para transmigran masih tinggal di Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Magelang. Mereka belum akan pulang ke keluarga mereka lantaran masih menunggu keputusan dari Pemkab Magelang.
"Besok rencananya akan kita temukan mereka dengan Pemkab. Tadi dari pemkab juga telah menyediakan tempat transit. Tapi untuk sementara biar disini (rumah dinas Ketua DPRD) tidak apa-apa," jelas Mashari.
(anw/anw)