"Apapun nanti, kita akan tetap kooperatif, kita menghargai proses penyidikan dan kita akan bantu kepolisian," ujar Yance Mada selaku kuasa hukum XKTV dalam jumpa pers di XKTV, Senayan City, Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2011).
Namun menurutnya, hingga kini, kepolisian belum memanggil pihak pengelola XKTV terkait kejadian tersebut. Polisi juga belum mengkroscek kejadian tersebut ke XKTV secara langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara terkait saran polisi untuk melengkapi CCTV di ruang karaoke, Yance mengatakan, ruangan karaoke merupakan privacy pengunjung.
"Tiap manajemen itu beda, artinya ini private. Ini sistem, ini aturan manajemen," ujar Yance.
Kalau pun pengelola mengikuti saran kepolisian, pihaknya khawatir hal itu justru akan membuat pengunjung tidak nyaman. "Kalaupun ada, orang pun nggak akan mau, karena ini kan private," ujar dia.
Ia menegaskan, kejadian yang menimpa PT adalah di luar tanggung jawab manajemen. Sebabnya, manajemen tidak mengetahui adanya peristiwa pemerkosaan itu.
"Oh iya, karena manajemen tidak tahu. Kalau tahu, akan dilakukan tindakan, panggil sekuriti," kata dia.
Meski demikian, ia menambakan, jika pihaknya mengetahui terjadi sesuatu dengan pelanggannya, pihaknya tidak akan tinggal diam. Ia menegaskan, pihaknya tidak akan membiarkan tindakan asusila terjadi di ruang karaoke.
"Tidak, tentu tidak," tegas Yance.
Sementara itu, Operational Manager XKTV, Dikky Wijaya mengatakan, pihaknya tidak pernah mengetahui adanya peristiwa tersebut hingga kasus tersebut mencuat dalam pemberitaan di sejumlah media massa. Selain dari media massa, ia juga baru mengetahui adanya kejadian itu dari aparat polisi yang menghubunginya.
"Polisi kontak saya hari Minggu (31/8), polisi pun nanyanya, 'anda tahu tidak ada kejadian di XKTV? Saya katakan, Oh nggak tahu, ada apa?'," kata Dikky.
Setelah polisi menjelaskan bahwa ada dugaan pemerkosaan di XKTV, ia mengaku kaget. "Hah, ada pemerkosaan? Saya kaget waktu itu," ujar Dikky.
(mei/rdf)