"Setelah melalui metoda ilmu kebumian, meneliti sumber-sumber bencana alam dan melacak informasi dari masa lalu yang berkaitan dengan kejadian bencana alam katastropik, kami rekomendasikan ketiga gunung tersebut layak menjadi cagar budaya," ujar Koordinator Tim Bencana Katastropik Purba, Erick Ridzky dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (30/7/2011).
Tim Bencana Katastropik Purba sendiri beranggotakan ahli-ahli kebumian dari lembaga-lembaga riset dan perguruan tinggi di Indonesia. Selain itu serta Wisnu Agung, Dadang Rhs, Iwan Sumule, Anwar Sadat dari kantor Staf Khusus Presiden juga menjadi bagian dari tim ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penelusuran yang kami lakukan berdasarkan kajian morfologi dan geologi detil, dengan memanfaatkan peta-peta GIS Digital Elevation Map (DEM) dan citra satelit beresolusi tinggi. Ini meyakinkan kami untuk mengusulkan ketiga lokasi tersebut," jelas alumni Geodesi ITB ini.
Dikatakannya, langkah-langkah pengembangan metoda tomografi dan pencitraan struktur bawah permukaan dengan mempergunakan peralatan geofisika terkini. Termasuk metoda geolistrik, georadar, electromagnetik, dan magneto-graviometer, telah memetakan struktur anomali dari obyek penelitian ketiga gunung tersebut.
"Pemeriksaan materi dan analisis radiometric dating atau penentuan umur batuan/lapisan, juga telah kami lakukan," jelasnya.
Menurut Erick, pada akhirnya, yang terpenting bahwa usulan cagar budaya ini merupakan bagian dari pengkayaan budaya bangsa. Rekomendasi ini akan segera disampaikan kepada Presiden, Menteri Terkait dan Dirjen Kepurbakalaan.
Secara konstitusi, ditetapkannya ketiga gunung menjadi cagar budaya juga penting bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan,dan kebudayaan Indonesia," pungkasnya.
(her/her)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini