Info Piramida di Bandung Berasal dari 'Bisikan' Leluhur

Info Piramida di Bandung Berasal dari 'Bisikan' Leluhur

- detikNews
Kamis, 28 Jul 2011 09:39 WIB
Jakarta - Hari ini sejumlah pihak akan meluncurkan hasil riset terhadap misteri temuan piramida di Gunung Lalakon di Universitas Paramadina. Dari mana informasi yang menyebutkan gunung di Bandung itu adalah sebuah piramida? Sebagian memang dari dokumen-dokumen sejarah, namun data lebih detail ternyata disampaikan oleh 'bisikan' para leluhur. Wah!

Turangga Seta, sebuah yayasan yang bergerak di bidang pelestarian kebudayaan Nusantara mengklaim sebagai pihak pertama yang menemukan fenomena misterius ini. Sebelum para ahli dari LIPI maupun Badang Geologi ESDM bergerak, mereka sudah lebih dulu memposting temuan ini ke situs jejaring sosial Youtube sekitar bulan Desember 2010.

"Yang jelas kita sudah masukkan ke Youtube sejak 13 Desember 2010. Kita pasang jauh hari sebelum itu. Kalau untuk Gunung Saduhurip (Garut), kita sudah posting sejak 1 Desember 2010," kata Agung Bimo Sutejo, Ketua Yayasan Turangga Seta, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (28/7/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung menceritakan kisah penemuan piramida itu hingga ke proses penggaliannya. Awalnya, para anggota Turangga Seta mendapati petunjuk cukup menarik dari Candi Penataran, Blitar, Jawa Timur. Di prasasti candi tersebut, ada relief yang menggambarkan kedatangan orang Mesir sedang sungkem pada anggota kerajaan.

"Lalu dari prasasti yang kita terima dari beberapa wilayah di situ, ada nama Indrajaya dan Magada," jelasnya.

Lewat petunjuk tersebut, anggota komunitas ini terus melakukan 'investigasi'. Dari sejumlah dokumen yang ditemukan, Indrajaya kemudian diketahui ada di Garut, sementara Magada di kawasan Bandung.

"Di samping itu, kita mendapatkan penjelasan lebih detail lagi dari leluhur. Ternyata, bangunan di negara kita itu tidak seperti yang tertera di sejarah resmi," ungkapnya.

"Kita bahkan mendapatkan informasi koordinat-koordinatnya sampai ke Gunung Lalakon dan Saduhurip Garut," imbuh Agung.

Informasi gaib itu ditindaklanjuti dengan langkah geologi. Agung dan rekan-rekannya mengurus perizinan ke kelurahan setempat untuk penggalian.

Ahli dari LIPI dan Kementerian ESDM diajak untuk membuktikan temuan ini dengan teknik geolistrik. Hasilnya, sempat ditemukan adanya unsur-unsur tak alami di dalamnya. Selain itu, ada sejenis batu bronjongan yang beraturan dan kemudian dianggap sebagai bukti bahwa piramida tersebut sengaja disembunyikan.

"Itu kita yakini ada piramida benar. Karena ada batu bronjongan itu. Polanya sama dengan di Garut dan Bosnia," terangnya.

Sayangnya, temuan ini tidak direspons dengan baik oleh pemerintah. Menurut Agung, baik peneliti dari LIPI dan Kementerian ESDM tak mau menindaklanjuti hasil di Gunung Lalakon. Belakangan, peneliti LIPI Danny Hilman yang ikut terjun ke lokasi menyimpulkan terlalu buru-buru jika Gunung Lalakon disebut piramida.

Nah, yang aneh juga tidak diundangnya komunitas ini dalam acara diskusi di Universitas Paramadina siang nanti. Padahal dalam undangan yang diterima detikcom, tema besar yang dibahas adalah temuan misteri piramida di Bandung.

"Itu yang kita terima melalui gaib, berdasarkan informasi leluhur. Walaupun bukan raja, dia pasti mengetahui lokasi di situ dan akan menunjukkan. Demikian juga kroscek leluhur itu dan kita cari buktinya. Selama ini selalu ketemu, namun ini yang kemudian tidak diakui oleh negara," terangnya.


(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads