"Kita sudah panggil orang yang pertama kali melakukan terapi di atas rel ini untuk kita mintai keterangan dan memberi pengertian bahwa rel itu sangat berbahaya," ujar Kadaops I PT KAI Purnomo Radiq.
Purnomo mengatakan itu usai jumpa pers di Jakarta Railway Center Jl Juanda, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika orang Indonesia melakukan itu semua ya kereta tidak bisa lewat," tuturnya.
Rel, lanjut Purnomo, bukan tempat untuk terapi. Rel merupakan wilayah yang seharusnya tertutup bagi umum.
"Juga saya baru dengar kok rel bisa untuk menyembuhkan penyakit karena sebenarnya rel itu berbahaya," kata Purnomo.
Sebagian warga mempercayai kekuatan listrik itu yang menyembuhkan penyakit warga yang melakukan terapi. Namun menurut Purnomo, tidak ada kekuatan listrik di bawah rel.
"Nggak ada. Kalau paling tinggi 3 volt-lah itu bekas gosokan roda KA dengan rel," tutup dia.
Kabar terapi di rel Rawa Buaya sepertinya sudah menyebar di masyarakat. Setiap hari ada saja yang datang untuk terapi. Terlebih mereka yang sudah lebih awal mencoba, mengakui khasiat dari aliran listrik di atas rel ini.
(nik/vit)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini