Jarang Terlihat di DPR, Benarkah Nasir Kabur?

Jarang Terlihat di DPR, Benarkah Nasir Kabur?

- detikNews
Senin, 18 Jul 2011 13:53 WIB
Jakarta - Saudara M Nazaruddin, M Nasir diduga juga kabur. Hingga kini keberadaan anggota Komisi III DPR itu pun misterius. Benarkah dia kabur?

Saat detikcom menyambangi ruang Komisi III, M Nasir lagi-lagi tidak ada. Bahkan koleganya di Komisi Hukum itupun mengaku tidak tahu keberadaan Nasir.

"Iya dia sudah lama tidak terlihat di Paripurna ataupun di Komisi III. Tak tahu kemana itu orang," ujar Kepala Departemen Komunikasi dan Informasi PD, Ruhut Sitompul kepada detikcom, Senin (18/7/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasir saat ini menjabat sebagai anggota DPR di Komisi III menggantikan saudaranya Nazaruddin. Namun sejak Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka 30 Juni lalu, M Nasir pun menghilang.

"Aku terakhir komunikasi pas Nazaruddin jadi tersangka. Dia (Nasir) telepon aku, dibilang, abang kok tidak belain Nazar. Aku bilang sama dia, harusnya dia pulang ke Indonesia jangan koar-koar tidak jelas, sejak saat itu Nasir gak kontak dan tidak pernah nongol lagi," ujar Ruhut.

Menurut Ruhut, dirinya sudah lama tidak pernah melihat Nasir baik ketika paripurna maupun di Komisi III. "Tak taulah kemana itu orang," imbuhnya.

Ketua Fraksi PD, Jafar Hafsah dan Wakil Ketua Fraksi Saan Mustofa belum bisa dimintai keterangan soal 'menghilangnya' Nasir ini. Telpon dan pesan singkat yang dikirim detikcom tidak direspons kedua petinggi Demokrat di Senayan itu.

M Nasir juga disebut-sebut dalam kasus Nazaruddin. M Nasir yang juga saudara dari Nazaruddin adalah salah satu komisaris di PT Mahkota Negara.

PT Mahkota Negara menjadi rekanan dari Kemenakertrans dan Kemendiknas pada tahun 2007-2008 lalu. PT Mahkota Negara pernah memenangkan proyek di kedua kementerian tersebut. Namun kemudian hari ditemukan fakta bahwa proyek tersebut bermasalah.

Berdasarkan akta notaris perusahaan tertanggal 14 Februari 2003, Nasir menjadi satu dari tiga pemilik PT Mahkota. Anggota Komisi DPR Bidang Hukum itu menjabat komisaris utama. Salah satu pemilik lainnya adalah Muhammad Nazaruddin, saudaranya sendiri sekaligus mantan Bendahara Partai Demokrat yang dicari KPK.

Dalam akta perubahan PT Mahkota tertanggal 16 Mei 2009, nama Nazaruddin sudah tak ada. Adapun Nasir masih ada. Saat itulah ia baru menanggalkan jabatan dan menjual sahamnya.

Pada 2007, Departemen Pendidikan Nasional mengadakan alat laboratorium multimedia serta alat laboratorium informasi, komunikasi, dan teknologi. Nilai proyeknya mencapai Rp 40 miliar. Setahun kemudian, PT Mahkota mendapat proyek pembangkit listrik tenaga surya. Proyek dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini bernilai Rp 8,9 miliar.

Proyek terakhir memunculkan dua nama yang berkaitan dengan Nazaruddin. Keduanya adalah Mindo Rosalina, Direktur Marketing PT Anak Negeri; dan Neneng Sri Wahyuni. Rosalina adalah tersangka suap proyek wisma atlet. Ia pernah menyebutkan keterlibatan Nazaruddin dalam proyek wisma itu kendati kemudian mencabut kembali keterangannya. Adapun Neneng adalah istri Nazaruddin.

(her/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads