Tuntut Gaji Naik, Pilot Garuda Ancam Mogok

Tuntut Gaji Naik, Pilot Garuda Ancam Mogok

- detikNews
Selasa, 12 Jul 2011 13:00 WIB
Jakarta - Gara-gara kesenjangan dengan pilot asing, pilot lokal Garuda menuntut gaji disetarakan. Jika tuntutan tidak dipenuhi dalam tempo 2 minggu, para pilot lokal mengancam mogok.

Tuntutan ini diungkap dalam jumpa pers keresahan pilot di PT (Persero) Garuda Indonesia yang digelar oleh Asosiasi Pilot Garuda (APG) di Hotel Nikko, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2011).
Β 
Acara dihadiri oleh penerbang Garuda First Officer pesawat Boeing 747-400, Ramanoya, kuasa hukum APG Said Damanik, anggota APG Sonny Bagus, dan Ais.

Kuasa hukum APG Said Damanik menjelaskan telah terjadi diskriminasi kesejahteraan yang dialami oleh kapten pilot maupun first officer lokal dengan kapten pilot dan first officer asing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diskriminasi kesejahteraan ini antara lain pilot asing bisa memperoleh penghasilan 2 kali lebih besar dari pilot lokal. Selain itu, fasilitas yang diterima oleh pilot asing yang sangat berlebihan.

"Kami tidak menyangkal keadaan ini. Hanya saja yang kami tuntut adalah paling tidak persamaan basic salary antara pilot asing dan lokal," kata Said.

Ia mengatakan, pada awalnya tidak mau membuka ke ranah publik. Namun hasil pertemuan dengan pihak perusahaan selalu menemui jalan buntu.

Dalam pertemuan tersebut, pihak manajemen Garuda tidak pernah menghadirkan Direktur Utama sehingga membuat keputusan ini selalu mengambang. Hal ini tidak dapat menjawab keresahan jajaran penerbang PT Garuda Indonesia.

"Tuntutan kami adalah untuk Direktur dan komisisaris Garuda menyelesaikan permasalahan ini selambat-lambatnya 2 minggu
Jika tidak kami akan melakukan tindakan hukum industrial action dan tidak menutup kemungkinan akan melakukan mogok," kata Said.

Anggota APG, Ais, menambahkan seorang pilot lokal apabila ingin menjadi kapten harus menunggu selama 15 tahun dengan melewati jenjang sebagai first officer.

Gaji pokok kapten di Garuda yang baru diangkat sekitar Rp 33 juta ditambah Rp 10 juta per bulan. Gaji ini tergantung jam terbang masing-masing pilot. Sedangkan gaji pokok pilot asing sebesar US$ 9.000 ditambah biaya akomondasi US$ 1.200.

"Jadi total yang didapat pilot asing sekitar US$ 10.000-11.000 tergantung jam terbangnya. Yang paling mencolok adalah ketika seorang first officer asing menerima bayaran US$ 7.000 sementara pilot in command atau kapten itu kan cuma Rp 40 juta," ungkap Ais.

Menurut dia, apabila terkadang pilot Garuda terlambat atau tidak jadi terbang, itu karena mereka merasa tidak nyaman. "Sebabnya masa pilot in command bayarannya lebih rendah dari first officer di mana keputusan terakhir selalu ada di tangan pilot in command," kata Ais.

Dikatakan dia, ada 700 pilot lokal yang berstatus tetap dan 100 orang pilot yang berstatus kontrak. Sementara tenaga kerja asing termasuk pilot dan first officer sekitar 40 orang.

"Kami tidak meminta harga sesuai international market. Kami hanya meminta paling tidak disamakan oleh regional market karena pengalaman dan kemampuan kami sama dengan kemampuan pilot dan first officer asing," ujarnya.

(aan/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads