Ledakan terjadi Senin (11/7) pukul 15.30 Wita kemarin. "Ledakan itu diduga berasal dari bom rakitan. Ledakannya sangat besar dan asapnya tebal," kata Kepala Urusan Penerangan Umum Polda NTB AKP R Sudjoko Aman, di Mataram, Selasa (12/7/2011) siang.
Djoko - panggilan Sudjoko - menjelaskan, bom telah menewaskan satu orang bernama Firdaus, yang diidentifikasi sebagai bendahara di Ponpes itu. Jenazah Firdaus diambil langsung oleh pihak keluarga ke dalam ponpes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Djoko, bom meledak di sebuah ruangan dalam kompleks Ponpes. "Jadi bukan di halaman, tapi dalam ruangan," kata Djoko.
Polda NTB telah menerjunkan satu peleton Brimob, didukung Densus 88 Anti Teror dan Tim Gegana. Namun sayang, sudah hampir 24 jam menunggu, mereka tetap tidak diperbolehkan masuk ke dalam pesantren itu. Mereka dihadang para santri.
"Sejak kemarin hingga sekarang, polisi belum bisa melakukan olah TKP karena dihadang santri ponpes. Santri bersenjatakan pedang. Polisi tertahan di 150 meter dari area pesantren," kata Djoko.
Pekan lalu, Saaban Abdurrahman (18), santri pesantren Umar Bin Khattab, ditahan Polda NTB. Saaban telah membunuh seorang polisi karena dianggap kafir dan pantas dibunuh. Saban dibawa ke Mataram dengan pengawalan ketat.
(fay/asy)