"Lokon dengan Soputan itu merupakan kaldera yang sangat luas. Lokon dan Saputan berada di bibir kaldera yang besar itu. Dulu ini mungkin gunung api raksasa," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono kepada detikcom, Selasa (12/7/2011).
Menurut Surono, kedua gunung tersebut juga mempunyai tipe yang sama, yakni gunung berapi aktif dengan periode letusannya yang cukup pendek. Tingkat letusan kedua gunung tersebut juga tergolong besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surono menjelaskan, pemukinan penduduk di Lokon berjarak lebih dekat dibandingkan dengan Soputan, yaitu 3,5 km dan 8 km. Dekatnya jarak pemukinan di Lokon membuat risiko terhadap keselamatan manusia juga terkategori tinggi.
Sementara di Soputan, risiko terjadinya korban jiwa sangat kecil mengingat jauhnya lokasi penduduk dari puncak gunung. Paling-paling, letusan Gunung Soputan akan berdampak parah pada lingkungan alam di sekitar gunung.
"2 Juli itu Soputan siaga dan meletus tanggal 3 juli. Kenapa kalau Soputan tidak buru-buru (meningkatkan status menjadi awas), karena risikonya kecil. Kalau sekadar tanamannya hancur, hutan tumbang itu alam yang beradu. Dia akan pulihkan diri," ujar Surono.
Sebelumnya, status waspada alias level III Gunung Lokon dinaikkan menjadi awas (level IV) per 10 Juli 2011 pukul 22.00 Wita. Masyarakat diminta untuk mewaspadai letusan gunung tersebut. Tidak hanya itu, Kementerian Perhubungan pun telah mengeluarkan NOTAM agar maskapai penerbangan yang mempunyai rute di sekitar gunung itu waspada.
(irw/vit)